Rakyat Jangan Dikacangin

Oleh: Kadarisman, Presidium Majelis Daerah KAHMI Tabalong

Pemilu 2024 di ambang mata. Rakyat tak ubahnya makhluk paling seksi tiap menjelang pemilu. Kini pembicaraan politisi selalu tentang rakyat.  Suara rakyat jadi rebutan. Tak jarang elit politik berantem hanya karena urusan rebutan rakyat.  Politisi lagi berahi memeng seperti itu. Selepasnya tak jarang rakyat pun akan dilupakan.

Politik kacang lupa kulitnya tak ubahnya dalam dunia  percintaan yang hianat. Habis manis sepah dibuang. Biduk lalu kiambang di buritan. Janji tinggal janji.  Saat pemilu datang sebagai hamba, sudah terpilih susah ditemui. Pepatah-pepatah itu fakta praktik politik yang umum terjadi. Pola seperti itu ditiru oleh politisi baru atau orang yang baru terjun dalam politi praktis. Seperti turun temurun. Hanya sayangnya yang diturunkan adalah ilmu yang tidak memberdayakan. Nyatanya saat ini pun marak terjadi.

Berantemnya elit tidak hanya terjadi di tataran atas atau puncak antarpartai politik. Persikutan juga terjadi di internal partai politik bahkan  terjadi di level daerah pemilihan (dapil). Hal sama kemudian menjalar ke tingkatan grass root, masyarakat bawah. Sebabnya maklar suara sebagai perpanjangan politisi yang ahistoris tapi berduit bergerilya. Mereka menawarkan figure politisi tanpa jejak rekam dengan imbalan. Transaksional electoral terjadi. Pembodohan dan kemiskinan terus diharapkan, agar rakyat tidak memahami politik substantive dan selalu dapat dibeli.

Pemilu selalu dihadapkan pada hal itu. Kesadaran politik masyarakat sipil tak tereskalasi lebih baik karena memang diharapkan tetap dalam kondisi yang marginal. Marginalitas adalah pasar empuk sebagai komoditas bagi politisi melakukan transaksi suara. Rakyat tak berdaya didesak oleh kebutuhan jangka pendeknya. Bukan harkat martabat rakyat  yang terjual, tetapi konstruksi politik dan demokrasi procedural bangsa yang gagal mencerdaskan mereka. Partai politik adalah komandannya.

Tidak bangkitnya kesadaran politik bangsa tidak luput dari peran partai politik. Di Indonesia, partai politik adalah infrastruktur politik paling gagal menjalankan amanah konstitusi sebagai tempat lahirnya pendidikan politik.

Alih – alih melakukan edukasi politik, justru sebaliknya partai politik menjadi mesin melakukan pembodohan politik. Partai politik menutup mata atau bahkan memberikan arahan, bahwa arus  pembodohan politik paling kuat justru lahir dari partai politik itu sendiri.

Akan ada orang yang yang mengatakan tidak semua begitu. Tentu saja tidak semua, karena masih ada partai politik dan politisi yang “syar’iyah”  yang menekankan politik moral, mengedepankan kejujuran dan keterbukaan dalam membangun wawasan politik kebangsaan dengan konstituensinya.

Politik syariyah tidak memisahkan apakah partai politik tersebut berhaluan nasionalis, konservatif atau religious, karena penyuaraan moralitas tidak melekat pada simbolisitik tetapi pada aktualisasi politik. Nasionalis adalah religious dan religious adalah nasionalisme.

Simbolisme pada partai politik jangan menjadi sihir atas kemampuan kita melihat dan merasakan manakah dari mereka itu yang betel-betul membersamai rakyat. Identitas dan symbol tidak menjadi penting tanpa aktualisasi nyata. Seperti tidak pentingnya ruh tanpa jasad, tidak pentingnya jasad tanpa ilmu, tidak pentingnya ilmu tanpa amal dan tidak pentingnya amal tanpa keikhlasan.

Keadaan itu setidaknya menjadi cahaya harapan, bahwa akan tiba masanya bangsa ini akan memiliki kedaulatan di atas keasadaran bangsanya sendiri. Kesadaran politik kontributif melalui kemampuan rakyat melakukan seleksi pilihan didasarkan pada rasionalitas  dan meritokrasi antara yang dipilih dengan yang memilih.

Pemilu yang di ambang mata tersebut hendaknya menjadi kesepakatan semua elemen bangsa agar betul – betul dimaknai sebagai sarana kemerdekaan rakyat dan memerdekakan anak bangsa ini berdaulat mendeligasikan suaranya secara cerdas, terbebas dari cara – cara yang membodohkan.

Partai politik dan politisi mesti menjadi lokomotif paling depan melakukan pencerdasan itu kepada konstituensinya, bukan sebaliknya menjadi diri yang paling depan melakukan politik amoral, merekrut maklar suara untuk membeli  rendah sekaligus melakukan penghinaan pada rakyatnya sendiri.

Pada akhirnya pemilu 2024 haruslah menjadi evaluasi dari pemilu sebelum – sebelumnya. Jadikan pemilu 2024 sebagai memberikan nilai raport atas kinerja kekuasaan yang mereka  saat ini duduk di legislative atau di pimpinan eksekutif. Evaluasi juga pola-pola komunikasi caleg baru yang masih mengadopsi pola-pola lama, pola seniornya  yang masih melakukan pola menganggap rendah kepada pemilihnya.

Pemilu 2024 ini harus dirawat sebagai pengajaran bersama untuk menumbuhkan kecintaan pada proses demokrasi dalam membangun politik kebangsaan kita. Tidak boleh pemilu sebagai ajang mengacangin rakyat dan menghinakannya dengan transaksional yang tidak terhormat dan tak berharga. Rakyat jangan dikacangin, karena dialah tuan pemilik kedaulatan. Kualat!*

Artikel terkait

Anang dan Ibnu Sina Figur Kunci di Pilgub Kalsel

Oleh : Kadarisman, Pemerhati Politik Banua Kendati pilkada gubernur di Kalsel masih kurang lebih satu tahun lagi, tetapi figure pasangan siapa yang akan menggantikan Sahbirin...

Disdukcapil Tabalong, Rakyat dan Kepala Daerah Ideal 2024

Oleh: Kadarisman (Pemerhati Politik Banua) Berbicara pelayanan publik, berarti kita bicara institusi publik sebagai instrument kekuasaan dalam mengaktualisasikan amanah negara untuk kebutuhan warga negara. Satu...

Catatan Konsultasi Publik RSUD-HBK, Tidak Berhitung Untung Rugi

Dua tahun terakhir  saya  hadir memenuhi undangan Forum Konsultasi Publik (FKP)  Rumah Sakit Umum Daerah Haji Badaruddin Kasim (RSUDHBK) Tanjung. Terakhir beberapa hari lalu...

tetap terhubung

8,590FansSuka
3,370PengikutMengikuti

Berita Terkini

Awasi Pemilu 2024, Bawaslu dan Polres Tabalong Teken Perjanjian

TANJUNG, kontrasx.com - Bawaslu dan Polres Tabalong meneken kerjasama terkait pengawasan pemilu dan pemilihan 2024. Perjanjian kerjasama ini langsung ditandatangani Kapolres Tabalong, AKBP Anib Bastian...

DPMD Tabalong Konsep Raperbup Pakaian Dinas Aparat Desa

TANJUNG, kontrasonline.com - Peraturan keseragaman dalam hal pakaian dinas Kepala Desa dan BPD beserta aparatnya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tabalong sedang membuat...

2024 Raperda Masyarakat Hukum Adat Jadi Prioritas

TANJUNG, kontrasonline.com - . Salah satu Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang menjadi prioritas di tahun 2024 dan sudah diparipurnakan adalah menyangkut pengakuan, perlindungan dan...

KPK Sambangi Tabalong, Ada Apa?

TANJUNG, kontrasonline.com - Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) menyambangi kabupaten Tabalong, Selasa (14/11). Kedatangan KPK ke Bumi Saraba Kawa tersebut untuk menggelar sosialisasi...

18 Raperda di Tabalong Masuk Propemperda 2024, Ada Raperda Hukum Adat

TANJUNG, kontrasonline.com - Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) di Tabalong untuk tahun 2024 diparipurnakan hari ini. Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Tabalong, H....
error: Maaf, konten dilindungi !!