TANJUNG, kontrasonline.com – Ada 156 titik hotspot yang ditemukan KPH Tabalong rentan Januari hingga September 2023.
Dari ratusan titik tersebut, ada puluhan hotspot yang berada di dalam kawasan.
“Area Penggunaan Lainnya (APL) ada 40 titik, hutan lindung 3 titik dan hutan produksi 17 titik hotspot” ujar Kasi Linhut KPH Tabalong, Aris Setiawan kepada kontrasonline.com, Senin (18/9).
Aris menyatakan karhutla yang terjadi dalam kawasan bervariasi luasannya.
“Total lahan bervariasi kita anggap satu titik itu kurang lebih satu hektar, jadi sekitar kurang lebih 40 hektar. Kalau kebakaran luas yang sampai puluhan hektar itu tidak ada” ucapnya.
Ia menyebutkan lahan yang terbakar dalam kawasan rata-rata vegetasi karet.
“Kebanyakannya lahan karet tua untuk dibuat ladang” sebutnya.
Terkait kebakaran yang terjadi, Ia pun belum bisa memastikan sengaja dibakar.
“Ketika kita kesana memang tidak ada orang dan tidak ada yang bisa diminta keterangan, jadi kita tidak tahu apakah itu kesengajaan atau dari faktor alam” katanya.

“Jadi setiap ada titik api langsung kita cek ke lapangan untuk memastikan keadaannya” timpal Aris.
Meski begitu, pihaknya tetap memberikan sosialisasi kepada warga tentang bahaya Karhutla.
“Kita sampaikan walaupun sudah turun hujan, tapi masyarakat kita himbau agar tetap waspada dengan bahaya karhutla” ucapnya.
Diketahui, dari ratusan titik hotspot yang terdata di KPH Tabalong, ada puluhan yang berasal dari konsensi perusahaan di Tabalong diantaranya PT Adaro Indonesia 5 titik, PT Aya Yayang Indonesia 16 titik, PT Conch Indonesia 60 titik, PT Janggala Semesta satu titik, PT Hutan Sembada 3 titik dan PT Trikorindotama Wanakarya 4 titik. (Can)