TANJUNG, kontrasonline.com – Meski memasuki tahun ajaran baru, satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dibawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tabalong masih belum menerapkan Full Day.
Peserta didik baik SD maupun SMP sementara waktu ini masih menggunakan pola lama.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Disdikbud Tabalong, Tonie Marwan.
“Untuk sementara masih menggunakan pola lama, belum Full Day. Sampai kapan waktunya masih belum bisa diperkirakan” bebernya pada kontrasonline.com, Senin (10/7) sore.
Toni mengaku pihaknya masih berkoordinasi dengan Bagian Ortal Setda Tabalong.
“Masih koordinasi dengan Bagian Ortal karena mengacu pada aturan Bupati. Kami pun juga sudah ajukan permohonan pada pimpinan daerah. Nanti kalau ketemu Kabag Ortal akan pertajam lagi” jelasnya.
Terkait Full Day, ia menegaskan pihaknya hanya meneruskan keinginan dari Sekolah.
“Inisiatif atau pengajuan untuk full day itu dari sekolah. Penyelenggara pendidikan ada di pemerintah, (didukung) orang tua dan masyarakat lewat Komite supaya semua komponen bisa jalan dengan komitmen” terangnya.
Ia pun mengatakan dari Sekolah tingkat pertama hampir semuanya menghendaki Full Day.
“Kalau SMP hampir semuanya mau, tapi kalau SD masih ragu-ragu” ujarnya.
Toni menyatakan pihak kementerian Pendidikan pun tak mewajibkan seluruh sekolah untuk melaksanakan sistem full day.
“Kementerian tidak mewajibkan, ada diberi opsi karena ada yang namanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), semacam otonomi untuk sekolah. Kami menterjemahkan Peraturan Menteri (Permen) dengan membuat Kalender Pendidikan. Di Permen harus sekian jam dapat pendidikan dan yang lebih rincinya ada di Kalender Pendidikan” tuturnya.
Disinggung apakah kedepan SD dan SMP di Tabalong akan menerapkan Full Day, Toni hanya memberi gambaran.
“MBS itu otonomi bagi sekolah. Silakan kalau melihat sekolah lain epektif dan efisien gelar full day, bisa saja kalau mau meniru” ucapnya.
“Saya tidak mampu mampu juga membaca sekolah-sekolah yang ada dipinggiran kalau misal terlalu lama sekolah, masih ada kecenderungan anak-anak membantu perekonomian rumah tangga. Dinas tidak memaksa” pungkasnya. (Boel)