TANJUNG, kontrasonline.com – Kurangnya minat pendaftar perempuan di Panwaslu kelurahan dan desa ditengarai karena tantangan yang cukup berat pada penyelenggaraan Pemilu akan datang.
Hal itu diungkapkan Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Parmas, dan Humas, Bawaslu Kabupaten Tabalong, M. Fahmi Failasopa, Sabtu (21/1).
“Kurangnya minat dari pelamar perempuan analisa kami sementara memang pekerjaan jadi Panwaslu tantangannya cukup berat” ungkapnya kepada kontrasonline.com saat ditemui di kantor Bawaslu Tabalong.
Fahmi menyebutkan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan berat untuk mendaftar karena proses pemilu ini kedepan dinamikanya cukup kompleks.
“Sehingga mereka sedikit mengkhawatirkan kalau terlalu banyak terlibat dalam konflik di masyarakat” sebutnya.
Meski begitu, Ia meyakinkan beratnya tugas sebagai Panwaslu ini dapat diemban perempuan karena mereka mempunyai kelebihan untuk menyelesaikan konflik.
“Prinsipnya Pemilu ini inklusif, artinya dari tidak hanya didominasi oleh gender laki-laki tapi juga perempuan bisa berkontribusi, kita tahu di pemilu ini sering terjadi konflik baik antar peserta, penyelenggara bahkan pemilih itu sendiri, perempuan itu justru mempunyai kelebihan dalam menyelesaikan ketika ada konflik di masyarakat” bebernya.
Ia menjelaskan sosialisasi baik melalui media sosial dan brosur-brosur telah pihaknya lakukan untuk menarik minat pelamar perempuan.
“Mudah-mudahan nanti di masa perpanjangan ini banyak pelamar-pelamar perempuan yang mendaftar sehingga ketentuan sebagaimana pedoman pembentukan Panwaslu kelurahan dan desa bisa terpenuhi” jelasnya.
“Bagi masyarakat yang berkeinginan terutama perempuan agar bisa turut serta mendaftar sebagai penyelenggara pemilu” timpal Fahmi.
Fahmi mengatakan pelamar yang sudah ada saat ini merupakan orang yang sudah pernah ikut dalam penyelenggaraan Pemilu.
“Rata-rata pelamar ini sudah pernah berkecimpung di penyelenggara Pemilu” pungkasnya. (Can)