TANJUNG, kontrasonline.com – Komisi II gelar rapat kerja dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) untuk mengevaluasi bantuan program ternak tahun 2021 dan 2022.
Usai rapat Wakil Ketua Komisi ll DPRD Tabalong, Mursalin, SE mengatakan hasil evaluasi terhadap program ternak Disbunnak tidak terlalu valid.
“Ada beberapa hal yang perlu dilakukan perbaikan baik dari segi data ataupun realisasi dan peningkatan dari perkembangan peternakan yang disalurkan pada kelompok tani” ujarnya pada Rabu (11/1).
Ia menyampaikan jumlah bantuan yang disalurkan pun masih kurang.
“Masih kurang, tidak sampai 5 persen dari kebutuhan daerah” ungkapnya.
Legislator dari Utara ini juga menyatakan pihaknya menekankan supaya pengembangan sapi dan ternak unggas supaya ditingkatkan.
“Termasuk adanya pemantauan dan pengawasan yang serius” tandasnya.
Ia mengungkapkan dari hasil tinjauan lapangan sebelumnya bantuan dari Disbunnak ada beberapa yang tidak tepat sasaran, misalnya di kecamatan Jaro.
“Contohnya di Jaro, seyogianya tidak layak dibantu karena di situ sudah ada program PT. Adaro, akhirnya tumbang tindih. Ada juga kelompok yang tidak punya kandang, sapinya ditempatkan pada tempat tidak layak berteduh” timpalnya.
Ia menegaskan komisi ll akan turun kelapangan untuk memastikan bantuan yang disalurkan apakah tepat sasaran sekaligus melihat perkembangannya.
” kita juga akan turun ke Kecamatan lainnya” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Disbunnak Tabalong Ir. Norzain A. Yani, M.Si, menuturkan tahun 2021 bantuan sektor peternakan untuk peternak di Tabalong berupa ternak sapi dan kambing ada programnya.
“Untuk tahun 2022 karena ada wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), bantuan ternak sapi dan kambing tidak bisa dilaksanakan. Bantuan dialihkan ke ternak itik dan ayam” bebernya.
Bantuan unggas yang diberikan berupa jenis ayam kampung unggul Balitnak (KUB) dan itik dari jenis Mojosari dalam bentuk DOD umur 1- 7 hari.
Norzain juga menyampaikan perkembangan ternak sapi tahun 2021 yang kebanyakan berada di kecamatan Jaro mengalami peningkatan.
“Hasil pantauan kami populasinya meningkat, dari 94 ekor menjadi 100. Memang ada kasus kematian tapi banyak juga kasus kelahiran” ucapnya.
Begitu juga unggas mengalami peningkatan. “Populasi khususnya jenis itik terutama di wilayah Selatan Tabalong juga mengalami peningkatan” pungkasnya. (Boel)