TANJUNG, kontrasonline.com – Bijak bermedia salah satunya dengan tidak sembarangan menshare berita yang tidak jelas sumbernya.
“Saat ini dimedia sosial berbagai informasi sangat mudah didapat, kita harus selektif dan bisa membedakan mana yang berita benar – benar produk jurnalistik yang mana berita dengan konten hoaks” papar Kadis Kominfotik Tabalong, Febrian Hapizd dihadapan peserta pelatihan jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tabalong.
Sesuai dengan tema pelatihan “Bijak Bermedia, Kritis di Era Milenial” pada minggu (19/12) itu, Hafiz membawakan materi tentang meolak Hoax yang menjadi permasalahan sekarang ini terutama menjelang parhelatan pemilu.
Kepada milenial Tabalong Ia menyampaikan salah satu trik untuk menentukan apakah sebuah berita merupakan produk jurnalistik atau bukan.
“Cari informasi sejenis dari beberapa media yang sudah dikenal dan lakukan kumparasi, bisa juga untuk berita di media online misalnya, kalau berita yang bermuatan hoaks link berita yang dibagikan biasanya tidak jelas, ada kesan malah sumbernya disembunyikan” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan dampak dari meluasnya kabar hoaks.
“Dalam skala luas dan masif bahkan bisa membuat antar negara berperang” tandasnya.
“Bagi pelaku penyebar konten hoaks juga bisa dikenakan pasal atau Undang – Undang ITE. Karena itu bijaklah dalam bermedia sosial. Dulu ada istilah mulut mu harimau mu, sekarang jari mu harimau mu” tandasnya. (boel)