TANJUNG, kontrasonline.com – Ruswanto meraih juara 1 dalam lomba kreasi bonsai yang dilaksanakan di halaman Stadion Pembataan, Minggu (12/12).
Warga desa Hayup kecamatan Haruai itu mampu menggungguli pebonsai lainnya di lomba tersebut.
Lomba yang digelar dalam rangkaian pameran bonsai yang dilaksanakan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Tabalong ini diikuti para pebonsai wilayah Bumi Sarabakawa.
Ruswanto menuturkan Ia merasa senang sudah mendapatkan juara 1 di lomba tersebut.
“Perasaannya yang pasti senang, dan serasa tidak percaya soalnya yang kita hadapi ini para senior” tuturnya kepada kontrasonline.com.
Meski mendapat juara, Ruswanto sempat mengalami kesulitan saat melakukan kreasi pada bahan bonsai yang disediakan.
“Kesulitannya baru kali ini menghadapi bahan cemara dan baru pertama kali juga ikut lomba ini karena baru saja bergabung dengan komunitas” ucapnya.
Ia pun menyampaikan bonsai yang Ia kreasikan bertema kesederhanaan.
“Temanya kesederhanaan, berawal dari kesederhanaan kemudian terus belajar, intinya kita hidup itu pilihan bukan takdir selama kita mau berusaha pasti ada jalan” ujarnya.
Kedepan, Ia tidak ada niatan untuk menjual bonsai yang telah memberikannya peringkat pertama pada lomba kreasi bonsai itu.
“Untuk sementara kita rawat dulu karena ini yang membawa kita sampai ke titik ini” kata pria 38 tahun itu.
Sementara itu, Ketua PPBI Tabalong, Ahmad Syahrani menerangkan lomba kreasi ini diikuti para pebonsai yang tergabung dalam PPBI.
“Tadi ada 15 orang peserta, melibatkan 5 orang juri dari PPBI semua” terangnya.
Ia pun menjelaskan tujuan lomba tersebut dilakukan yaitu untuk mengasah keterampilan para pebonsai.
“Jadi maksud lomba ini mengasah keterampilan seorang pebonsai, jadi apapun bahan itu bentuk dan kerasnya yang didapat oleh pebonsai mereka harus bisa mengatasinya” jelas Eet sapaan sehari-harinya.
Dalam lomba kreasi bonsai ini ada beberapa penilaian yang dinilai para juri.
“Seperti penilaian gerak dasar, gaya, karakter, kerapian pengawatan, pesan yang disampaikan oleh si pembuat, sehingga karya yang dibuat bisa menarik minat orang untuk melihat” ujarnya.
Ada beberapa kesulitan yang dialami oleh peserta saat melakukan kreasi bonsai.
“Seperti bahan bonsai cemara berbatang keras kemudian percabangannya cukup rapat, kemudian kata mereka tingkat kesulitannya pada saat melihat bahan yang akan dibonsai, mereka kaget mendapat bahan ini karena bahannya ini di undi, lalu mereka berpikir membentuknya bagaimana dan disinilah keutamaan dari lomba ini mengasah keterampilan seorang pebonsai” pungkas Eet. (Can)