TANJUNG, kontrasonline.com – Balai Karantina Pertanian kelas I Banjarmasin menggandeng pemerintah kabupaten Tabalong menggelar sosialisasi Akselerasi Progam Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) bersama petani porang.
Bertempat di Pendopo Bersinar Pembataan diikuti puluhan petani porang se kabupaten Tabalong, Kamis (18/11).
Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Banjarmasin, Nur Hartanto menerangkan di Kalsel komoditas pertanian dan perkebunan ekspornya meningkat.
Ia mengungkapakan untuk melakukan Gratieks setiap kabupaten harus ada komoditas yang bisa mendukung ekspor.
Luasnya lahan di Tabalong pihaknya melihat potensi ada budidaya porang.
“Sebenarnya tidak hanya porang, tapi saat ini kita fokus ke produk-produk porang karena kami melihat lahan yang cukup luas di Tabalong dan potensi yang tinggi, memanfaatkan lahan-lahan yang belum terolah secara maksimal” jelasnya.
Ia berharap budidaya porang di Tabalong bisa mendukung ekspor porang Indonesia.
“Kami harap tidak hanya menjual ubinya saja tapi sudah terproses sehingga memberikan nilai lebih pada masyarakat Tabalong” harp Nur Hartanto.
Sementara Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani menuturkan budidaya porang ini memang menjanjikan dan menjadi peluang bagi petani Tabalong.
“Tetapi sebelum kita melakukan budidaya secara massal di Tabalong, saya ingin mengingatkan kita semua bahwa budidaya porang di Tabalong harus dalam kontek Diversifikasi usahatani” tuturnya saat membuka acara.
Anang menyebutkan budidaya porang ini harus menekankan kontek Diversifikasi usahatani.
Ia menekankan itu menjadi perhatian karena sebelumnya sudah ada juga melakukan budidaya budidaya selain porang tapi tiba-tiba hilang dari peredaran.
“Jangan karena harganya lebih bagus lalu keluar dari kontek Diversifikasi usahatani, karena menurut saya kabupaten Tabalong sangat berbeda dari kabupaten lainnya” timpalnya.
Ia juga meminta agar Balai Karantina Pertanian kelas I Banjarmasin serta stekholder terkait Dinas Pertanian setempat agar bisa memastikan pemasaran porang.
“Dipastikan tentang pemasaran dan supaya kita tidak ketemu dengan resiko penurunan harga, saya minta kepada Kepala Balai dan kepala Distan usahakan, yang penting sekali lagi ada kepastian siapa yang membeli hasil Porang ini” pintanya.
Bupati mengingatkan untuk budidaya porang ini bisa memakai lahan yang sudah ada.
“Porang ini sama seperti kapulaga, jahe dan tipakan, jadi dia bisa ditanam di bawah pohon karet, pohon rambutan, berarti konsep campursari bisa kita terapkan tidak terlalu banyak menggunakan lahan produktif lainnya” pungkasnya (can).
