TANJUNG, kontrasonline.com – Hari kedua tes seleksi kompetensi dasar (SKD) CPNS di Tabalong, terdapat satu peserta yang harus rela mengikuti ujian di ruangan khusus.
Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Tabalong, H. Rusmadi menyebutkan satu peserta ini diikutkan di ruang khusus karena yang bersangkutan hasil rapid tes antigen dinyatakan reaktif atau positif.
“Kebetulan ada satu orang peserta dari kecamatan Jaro yang melaporkan kemarin hasil rapidnya positif, dan yang bersangkutan pada hari ini masuk di sesi ketiga” sebutnya saat ditemui di kantor BKPP Tabalong, Sabtu (9/10).
Rusmadi menerangkan pihaknya selaku panitia langsung mengkomunikasikan agar peserta bersangkutan di lakukan rapid antigen ulang.
“Pada pagi tadi yang bersangkutan menjalankan rapid antigen ulang, dan Alhamdulillah hasilnya negatif” terangnya.
Meski hasilnya negatif, pihaknya tidak langsung menempatkan peserta tersebut dengan para peserta lainnya.
“Kami berkonsultasi lagi dengan tim kesehatan yang ada dilokasi untuk dilakukan screening apakah yang bersangkutan layak dikumpulkan dengan peserta lainnya, ternyata keputusan tim kesehatan kita tidak ingin mengambil resiko tinggi kita pisahkan saja di ruang khusus” jelas Rusmadi.
Ia menyatakan kasus ini baru pertama kali pihaknya temukan selama dua hari pelaksanaan tes SKD.
“Ini baru pertama kali kami temukan ada peserta yang dinyatakan rapid antigennya positif” ucapnya.
Terkait apabila ada peserta positif Covid-19 dan sedang dirawat pihaknya tidak bisa mengakomodir untuk penjadwalan ulang.
“Kami sudah berkonsultasi dengan pihak BKN ternyata untuk penjadwalan itu terakhir tanggal 11 Oktober, prosedurnya ketua pansel daerah itu harus melaporkan secara tertulis ke BKN baru nanti dijadwalkan ulang oleh pusat, dan itu mungkin waktunya yang tidak akan terkejar oleh kita karena posisi sekarang pelaksanaan seleksi di Tabalong ini terakhir dan ditanggal 11 Oktober itu kita masih menggelar ujian” ungkapnya.
“Jadi misalkan ada peserta yang positif yang dirawat itu kemungkinan kita tidak bisa mengakomodir, kecuali hasil skrining dokter yang bersangkutan dalam keadaan OTG atau tanpa gejala itu bisa diikutkan tapi dimasukkan dalam ruangan khusus” tandas Rusmadi. (Can)