TANJUNG, Kontrasonline.com – Dianggap terlalu membebani Kinerja PDAM Tabalong akhirnya kran air untuk cuci tangan di pasar pasar bagian dari pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 akhirnya dihentikan.
Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tabalong, Abdul Bahid membenarkan penghentian kran air cuci tangan di pasar dari pihaknya yang sudah berlangsung selama 1,5 tahun.
“Jujur saja, secara kinerja sangat membebani kami, air yang digunakan tersebut istilahnya air tak berekening kategorinya masuk di kebocoran” terangnya pada kontrasonline.com, kemarin.
“Audit kinerja dari BPKP kalau kebocoran dalam waktu satu tahun kurang bisa ditekan maka kurang bagus, tiap tahun kita disarankan untuk menurunkan tingkat kebocoran. Kalau tingkatnya lebih tinggi dari tahun sebelumnya, nilainya sangat jelek” sambungnya.
Bahkan, hasil pengamatan pihaknya, Bahid menyampaikan bahwa ada peralihan fungsi penggunaan air di kran tersebut.
“Pantauan kami airnya malah bukan untuk cuci tangan lagi tetapi untuk pemanfaatan lainnya” ungkapnya.
“Untuk cuci macam – macam, airnya juga diambil untuk kepentingan sipedagang saat berjualan, ini melenceng” timpalnya.
Saat berkoordinasi dengan instansi terkait ada usulan untuk sekalian saja dijadikan sambungan berlangganan.
“Tentunya harus ada yang bertanggung jawab (terkait pembayarannya), sedang pendanaan (instansi) tidak ada lagi, ya sudah diputus saja” bebernya.
Apalagi katanya tempat untuk cuci tangan dengan Tandon air sudah banyak tersebar dimana – mana.
Ada tiga tempat kran air untuk cuci tangan yang dicabut yakni Pasar Kapar di Murung Pudak, Pasar Tanjung kota dan di pasar Kelua.
“Dicabutnya sekitar dua bulanan yang lalu, masyarakat pasar juga memaklumi karena ada alih fungsi” pungkasnya.(Boel)