TANJUNG, kontrasonline.com – Usaha tanaman Hortikultura di Tabalong memiliki prospek yang tergolong menjanjikan.
Buktinya, salah seorang petani muda asal desa Uwie kecamatan Muara Uya, Tri Suparlan sudah merasakan “manisnya” laba usaha dari budidaya tanaman Lombok Tiung.
Saat disambangi kontrasonline.com dikediamannya, Rabu (30/06), Tri menuturkan kalau Ia menggeluti usaha tanaman Lombok ini sudah 4 tahun.
“Awalnya hanya modal nekat” ujarnya mengawali cerita.
Ia kemudian memberanikan diri meminjam lahan beserta rumah kecil yang selanjutnya menjadi tempat tinggalnya sehari-hari.
“Ada lahan milik warga yang tidak tergarap, saya pinjam” ujarnya.
Pagi hingga petang pria 28 tahun ini terus membanting tulang menyiapkan lahan hingga menanamnya.
“Proses menyiapkan lahan hingga penanaman pertama membutuhkan waktu hingga 7 bulan” terangnya.
Tanpa kenal lelah, lelaki bujangan ini bertekad untuk meningkatkan perekonomiannya dan berharap bisa menjadi seorang yang sukses.
Berkat kegigihannya, sekarang Tri sudah menikmati hasil dari pedasnya Lombok Tiung.
“Tanaman Lombok yang sekarang sudah berumur 6 bulan, jumlah pohonnya sekitar 1000 batang” jelasnya.
Tri pun mulai menikmati hasil panen, satu kali panen dapat menghasilkan lombok berkisar antara 50 kg – 70 kg.
“1 Minggu 2 kali panen, kalau harga jualnya sekarang Rp 40.000 – 45.000 per kilogram” bebernya.
Dalam 1 Minggu Ia meraup hasil hingga jutaan rupiah.
Karena sudah lumayan lama berkecimpung dalam dunia “perlombokan”, bisa dikatakan Tri sudah cukup berpengalaman dalam budidaya Lombok tiung hingga mampu menekan biaya operasional terkait obat-obatan hingga 40 %.
“Dalam penggunaan obat, yang penting tahu jenis penyakitnya dan apa sebabnya, hal ini akan mempermudah untuk penanganannya” ujarnya berbagi pengalaman.
Tri berharap harga Lombok dipasar bisa terus stabil sehingga petani Lombok Tabalong kembali bersemangat dalam budidaya Lombok. (sm)