TANJUNG, kontrasonline.com – Pembatasan jam operasional sampai pukul 22.00 wita dari pemerintah kabupaten Tabalong kini sudah mulai berdampak bagi perekonomian pelaku usaha terutama cafe dan angkringan.
Pemerintah setempat pun melalui Assisten Pemerintahan dan Kesra serta Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) menggelar pertemuan dengan empat perwakilan cafe dan angkringan untuk mendengarkan keluhan serta masukan dari para pengelola dan mendapati solusi terkait hal itu, Jum’at (11/6).
Dalam kegiatan itu, ada 4 perwakilan cafe dan angkringan yang berhadir yaitu Destino Cafe, Pojok Cafe, Acoustic Garden dan Angkringan Bang Jago.
Di pertemuan tersebut, para pengelola cafe serta angkringan secara bergantian menyampaikan pendapatnya terkait adanya pembatasan jam operasional tersebut.
Dari pantauan kontrasonline.com, dalam diskusi tersebut baik pihak cafe maupun angkringan meminta agar jam operasional yang selama ini dibatasi pukul 22.00 wita itu bisa diperpanjang.
Mereka rata-rata juga mengeluhkan pendapatannya berkurang sejak adanya pembatasan jam operasional, sampai-sampai ada yang tidak sanggup lagi membayar karyawannya atau memberhentikan sebagian karyawannya.
Assisten I Pemerintahan dan Kesra Setda Tabalong yang juga Kordinator Operasional Satgas Covid-19, Zulfan Noor menjelaskan untuk saat ini pihaknya belum bisa mengakomodir terkait permintaan perpanjangan waktu tersebut.
“Kita tidak bisa memberikan saran kepada pimpinan untuk memperpanjang waktu, apabila prokesnya itu tidak bisa kita jamin karena prinsip kita satu keselamatan manusia ada segalanya” jelasnya saat dikonfirmasi usai pertemuan tersebut.
Meski tidak bisa memberikan kelonggaran waktu, Zulfan meminta empat perwakilan cafe dan angkringan yang berhadir hari ini menjadi percontohan penerapan protokol kesehatan Covid-19.
“Dan dari kawan-kawan tadi yakin dan siap untuk menerapkan prokes, tapi nanti akan kita cek kelapangan apakah mereka bisa menerapkan semua itu” ucapnya.
Zulfan menegaskan apabila semua percontohan itu bisa berjalan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan akan memperpanjang waktu operasional.
“Tidak menutup kemungkinan kita sarankan kepada pimpinan untuk memperpanjang jam tayang, tapi khususan kepada mereka ini, dan yang lain contoh mereka yang sudah berhasil menerapkan prokes nantinya akan diperluas kepada cafe dan angkringan lainnya” tegasnya.
Ia menuturkan untuk masa percontohan ini mereka targetkan selama 2 bulan.
“Tadi dari mereka sanggup seminggu, nanti kita lihat apa kekurangannya, apa kesulitannya, minggu depan kita diskusi lagi” tutur Assisten Pemerintahan dan Kesra Setda Tabalong itu.
Terkait penurunan pendapatan, Zulfan menyampaikan untuk dugaan sementara terkait pembatasan jam operasional.
“Saran mereka kita catat, apakah itu karena masalah waktu ataukah penyajian yang kurang, tapi apabila nanti kita perpanjang waktu ternyata bukan itu tetapi pelayanannya kurang bagus, walaupun dugaan sementara adalah waktu” ucapnya.
Zulfan pun menyarankan mereka untuk membuat ketentuan harga.
“Tadi kami sarankan buat perhimpunan bagi cafe maupun angkringan, nanti mereka bersepakat berapa harga, yang jualannya mirip-mirip ya harganya kalau bisa dinaikkan naikkan, masyarakat memaklumi karena jaman pandemi, cuma tetap memperhitungkan yang enak itu di kelompokkan apakah itu kelompok atas atau menengah ke bawah” katanya.
Pemilik Cafe Siap jalankan Program Percontohan
Sementara itu, Pemilik Pojok Cafe, Ageng Prasongko, menyambut baik program percontohan tersebut.
“Dan kami sangat berterimakasih juga adanya program ini, tapi sangat disayangkan kenapa tidak dari kemarin-kemarin” ujarnya.
Ia mengungkapkan dengan adanya pembatasan jam operasional itu sangat berpengaruh kepada omset dan lainnya.
“Selain omset, berpengaruh juga kepada teman-teman musisi, bahkan ada beberapa yang sudah pengurangan karyawannya” ungkapnya.
Terkait program percontohan tersebut, Ageng dan perwakilan lainnya siap menjalankan program percontohan itu.
“Dan akan kami penuhi prokesnya, mudah-mudahan nanti kedepan bisa memperpanjang jam operasional” tuturnya.
Sebelum adanya pertemuan ini, Ia mengatakan pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di lingkungannya.
“Untuk penerapan prokes ini sudah biasa, tapi tinggal beberapa item yang akan kita penuhi dan lengkapi” pungkasnya. (Can)