Oleh: Yurica Fitriarvina, Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pengenalan teori belajar konstruktivisme dapat diterapkan pada kelompok belajar siswa sekolah dasar pada pembelajaran IPA. Teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang menekankan pada interaksi sosial peserta didik serta cara peserta didik dalam menemukan konsep dari penyelidikan dan pengumpulan data untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui kegiatan yang telah dirancang oleh pendidik seperti pengamatan, percobaan, diskusi, tanya jawab, dan membaca buku. Teori belajar konstruktivisme ini tidak bertujuan mengerti mengenai realitas, tetapi lebih melihat bagaimana suatu proses. Maka dalam teori ini belajar merupakan suatu proses aktif dari peserta didik untuk mengontruksi makna, pengalaman fisik, dan sebagainya.
Ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme ada beberapa, antara lain:
1) Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan,
2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara,
3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep melalui kenyataan kehidupan sehari-hari.
Kelebihan menggunakan teori belajar kontruktivisme ini adalah siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan gagasan, dan membuat keputusan. Dengan adanya kegiatan yang telah dirancang oleh pendidik seperti pengamatan, percobaan, diskusi, tanya jawab juga membuat siswa terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru. Kesimpulannya teori yang berasaskan kontruktivisme akan memberi peluang kepada guru untuk memilih kaidah pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dan murid dapat menentukan sendiri masa yang diperlukan untuk memperoleh konsep dan pengetahuan.