TANJUNG, korankontras.net – Dua orang wakil ketua DPRD Tabalong, H. Jurni dan Habib Muhammad Taufani Al Kaff menyambut kehadiran perwakilan 18 kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Tabalong yang berhimpun dalam kelompok “LSM Independen” pada Kamis (22/04) pagi.
Senior LSM dari Forum Komunikasi Suara Masyarakat Tabalong (Fokus Mata) H. Rusmadiansyah mengatakan kedatangan mereka selain menyampaikan masukan terhadap beberapa persoalan yang berkembang di Tabalong juga ingin meluruskan makna terkait LSM yang tergabung dalam Forum Koordinasi (Forkoord) se Tabalong.
“DPRD mengira di Forkoord sudah mencakup seluruh LSM yang ada di Tabalong,” terangnya pada korankontras.net usai pertemuan.
Pihaknya juga sudah klarifikasi pada Kesbangpol, Selanjutnya Ia mengatakan terserah Kesbangpol, memperkuat Forkoord dengan menghimpun semua LSM dan memperjelas aturan organisasi serta legalitasnya.
H. Rusmadi mengatakan pihaknya sudah cukup lama mendiamkannya dan persoalan ini pun sudah juga disampaikan ke Kesbangpol.
“Ringkasnya ada dua grup, karena tidak tergabung dalam Forkoord, sebagian LSM akhirnya membentuk grup LSM Independen sebagai wadah curhat” bebernya.
Ia mengungkapkan bahwa LSM yang rutin melakukan agenda pertemuan dengan DPRD empat bulanan hanya Forkoord saja.
“Tahun 2020 kami bahkan tidak pernah ada pertemuan dengan pihak DPRD” timpalnya.
Adanya kata Koordinasi, imbuh Rusmadi pada Forkoord seolah mewakili seluruh LSM di Tabalong.
Toto Nendito, LSM Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) sangat menyayangkan kalau LSM terpecah menjadi dua kubu.
“Persepsi kami juga sama, kita tetap berteman baik, ketidaktahuan DPRD saja, dikira Forkoord membawahi seluruh LSM, kita happy-happy saja, kalau memang tak bisa bersatu monggo, kita pun tetap eksist saja” ucapnya.
Toto menambahkan pihaknya juga memberi masukan pembangunan diantaranya masukan krusial terhadap isu-isu yang disorot seperti ketenagakerjaan dan persoalan PLTU.
“Kita ikuti perkembangan PLTU dari dulu, lahan tersebut mungkin tidak hanya tempat MSW dan TPI, mungkin ada yang lain lagi karena kita tahu PT. Adaro akan bangun 1.000 MW di Tabalong dan kita berharap ini bisa jadi cikal bakal dan pintu masuk ke ruang yang lebih besar” ungkapnya.
“Kita tak menuduh, ini adalah kepentingan penguasa dan pengusaha” tandasnya.
Ia berharap dengan pertemuan ini ada tindak lanjut dengan pertemuan resmi dengan komisi yang membidangi.
Sebelumnya, di dalam forum diskusi, H. Jurni mengakui kalau pihaknya beranggapan semua LSM di Tabalong tergabung dalam Forkoord.
“Agenda 4 bulan sekali itu untuk seluruh LSM, bukan kelompok tertentu saja” pungkasnya.
Diketahui, ada 37 kelompok LSM yang ada di Tabalong, 19 LSM tergabung di Forkoord dan 18 lainnya berwadah di LSM Independen. (Boel)