Oleh : Neny Kennesthy Anggraeni, Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhmmadiyah Purworejo
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang tidak semata-mata hanya menghafal mengenai konsep sains namun juga menyadari agar siswa terampil dalam bersikap, berfikir, dan bertindak berdasarkan pemahaman konsep dan prinsip. IPA juga merupakan salah satu pembelajaran yang mempunyai peranan yang sangat penting di Sekolah Dasar karena IPA dapat memberikan bekal bagi peserta didik untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun hal tersebut ditentukan juga oleh kemampuan literasi siswa, sehingga mempengaruhi akan belajar siswa. Namun literasi pada siswa sangatlah sulit untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA karena banyak guru yang masih menerapkan model pembelajaran konvensional sehingga membuat siswa lebih cepat bosan. Karena dalam pembelajaran guru sangat berperan penting utuk menentukan keberhasilan dalam belajar, sehingga guru harus mengetahui cara atau metode pembelajaran apa yang tepat agar siswa agar lebih mudah memahami pembelajaran khususnya pembelajaran IPA. Dalam IPA tidak semata-mata hanya menghafal namun juga paham akan konsep IPA yaitu mencari, mencoba dan menemukan, baik secara individu maupun kelompok.
Untuk menerapkan konsep IPA, guru bisa memanfaatkan pendekatan agar bisa memudahkan siswa dalam belajar. Apa itu pendekatan ? Pendekatan merupakan titik ukur untuk melakukan proses pembelajaran yang di dalamnya dapat menguatkan, menginspirasi dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis agar mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dengan pendekatan bisa menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan saat belajar. Ada beberapa contoh pendekatan yaitu pendekatan konstektual, pendekatan lingkungan, pendekatan ketrampilan proses, pendekatan tematik terpadu, dan pendekatan saintifik.
Pendekatan yang bisa dimanfaatkan agar siswa lebih mudah dalam memahami akan konsep IPA yaitu dengan memanfaatkan lingkungan. Mengapa Lingkungan ? karena Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang menarik yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai pendekatan pembelajaran bisa membuat siswa menjadi lebih percaya diri, bisa berfikir kritis dan lebih peduli dengan lingkungan sekitar, sehingga lebih menarik siswa dalam belajar dan siswa lebih mudah menyerap pemahaman terkait materi IPA karena langsung berhadapan dengan benda yang konkrit atau nyata. Pendekatan Lingkungan bisa dikatakan lebih efektif untuk pembelajaran IPA karena bisa memenuhi akan 3 dimensi yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran yaitu Ranah Kognitif, Ranah Afektif, dan Ranah Psikomotorik. Dengan Pendekatan Lingkungan siswa lebih bisa bekerja sama jika ada teman yang memerlukan bantuan sehingga masalah yang dihadapi akan lebih cepat selesai, Siswa juga bisa memperoleh pengalaman yang nyata karena langsung turun ke lapangan/lingkungan, dan belajar menjadi lebih bersemangat karena cara belajar yang tidak menoton hanya mendengarkan guru berceramah yang membuat siswa saat belajar menjadi pasif, dengan pendekatan lingkungan ini siswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif. Namun dalam memanfaatkan lingkungan sebagai pendekatan dalam pembelajaran ada beberapa tahap yang harus dipenuhi yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Tindak Lanjut, hal itu dikemukakan oleh Sri Anitah, 2008:6.58. Tahap Perencanaan misalnya dengan melakukan obsevasi dan wawancara terhadap sekolah, Tahap Pelaksanaan dengan memberikan soal pretest terhadap siswa sekolah dasar, dan Tahap Tindak Lanjut yaitu dengan menganalisis hasil pretest maupun postest dan juga mendeskripsikan hasil analisis data dan memberikan kesimpulan.
Pendekatan Lingkungan tersebut telah dibuktikan oleh Mohamad Reza Syahputra, dkk bahwa mereka melakukan pretest dan postest di SDN Ranca Tales kelas IV A sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan lingkungan dan belum, saat siswa telah melakukan pembelajaran dengan pendekatan lingkungan nilai postest siswa menjadi lebih meningkat dri yang awalnya 50 menjadi 80, dari yang 40 menjadi 70. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan atau pemanfaatan lingkungan sangat mempengarui terhadap pemahaman dan meningkatkan daya ingat materi, karena siswa berperan secara aktif dalam pembelajaran.