TANJUNG, korankontras.net – Menurunnya produksi karet Tabalong tahun 2020 lalu banyak dipengaruhi pandemi covid-19 yang memukul harga karet lum hingga berada dikisaran Rp.4.000 perkilogramnya.
“Ketika itu sebagian petani mengistirahatkan kebun karet mereka tidak di sadap” jelas Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Tabalong, Soleh, SP pada kamis (18/3).
Ditambah dengan pembatasan pembelian karet karena kelebihan stok pada bulan september sampai oktober.
“Pabrik yang memproduksi dari bahan Bokar di dalam maupun luar negeri menghentikan aktivitasnya karena pandemi cvd19” jelasnya lagi.
Keadaan tersebut menurutnya masih diperparah dengan terjadinya gugur daun secara masif sehingga produksi turun.
Tidak mengherankan bila target kinerja produksi karet Tabalong ditetapkan sebesar 64.350 ton dan hanya tercapai 60.336 ton atau 94% seperti dipaparkan Bupati pada LKPJ di DPRD Tabalong rabu kemarin.
Padahal dengan meningkatkanya produksi karet diyakini mampu membawa dampak positif bagi Tabalong selain pajak yang dipungut dari pabrik.
“Apabila produksi karet naik otomatis pendapatan petani naik dan semakin banyak barang beredar atau dibeli masyarakat maka pendapat pemerintah akan naik seperti rumah makan jadi ramai, pasar tradisional dan lainnya” beber Soleh.
Tabalong saat ini memiliki luas tanaman karet sebanyak 68.760 ha. (kts)