TANJUNG,korankontras.net –Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Tabalong kembali menyalurkan bantuan, kali ini dari kabupaten tetangga, yakni DPD LDII Kabupaten Paser Kalimantan Timur (Kaltim).
Bantuan yang berupa Sembilan Bahan Pokok (Sembako) terdiri dari beras, mie instan, minyak goreng dan lainnya langsung dibawa dari Tanah Grogot ke Kabupaten Tabalong dan langsung diterima oleh Ketua DPD LDII Kabupaten Tabalong, Suprasongko HS, Minggu (31/2) di Depan Sekretariat DPD LDII Kabupaten Tabalong Tanjung.
Usai menerima titipan bantuan untuk korban banjir hari itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Tabalong Suprasongko HS mengungkapkan untuk yang kesekian kalinya LDII kembali memberikan bantuan kepada korban banjir di Kalsel.
“Alhamdulillah, untuk yang kesekian kalinya kami dapat menyalurkan bantuan terhadap korban banjir di Kalsel ini, khususnya di HST,” ujarnya.
Pihaknya akan segera menyalurkan bantuan menggandeng Sentra Komunikasi (Senkom) Tabalong melalui Posko Banjir agar segera diterima warga terdampak banjir di HST.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Kaupaten Paser Kalimantan Timur, Drs. H. Achmad Ghozali M.Pd, mengungkapkan warga LDII Kabupaten Paser Kalimantan Timur menghimpun bantuan berupa Sembako untuk warga terdampak baniir di Kalsel khususnya di HST.
“Karena di LDII ada program ‘LDII Peduli,’ maka seluruh warga LDII di wilayah DPD LDII Kabupaten Paser bergotong royong membantu, warga terdampak banjir, berupa uang yang kemudian kita wujudkan berbentuk Sembako, untuk membantu saudara yang terkena banjir,” ujarnya.
“Selain bantuan yang disalurkan melalui LDII, warga juga telah menghimpun bantuan yang disalurkan melalui relawan setempat yang menghimpun bantuan untuk warga yang terdampak banjir di Kalsel,” ungkap Achmad Ghozali.
Selebihnya, ia mengharapkan kepada warga yang terdampak banjir untuk dapat sabar, dan terus berusaha untuk mengantispasi bencana alam berikutnya, “Harapan kami untuk warga yang terdampak banjir, karena ini musibah maka harus sabar,” ujarnya.
“Kedepannya, karena ini bencana alam yang dimungkinkan terjadi kembali di tahun berikutnya, maka untuk warga bisa mengatispasi, selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, banjir juga bisa diakibatkan adanya kerusakan alam atau hutan, maka diharapkan jika ada hutan yang sudah gundul, bisa dilakukan penghijauan kembali dan kembali memfungsikan alam sebagai penyerap air, dengan menanam tanaman yang bisa menyerap air,” pungkas Achmad Ghozali. (rel)