Menyoal Karantina Covid-19

Rahimullah, Alumni FISIP Universitas Lambung Mangkurat,

Mahasiswa Pascasarjana FISIP Universitas Airlangga

Penyebaran wabah Covid-19 yang masih terjadi sekarang ini belum dapat dipastikan kapan berakhirnya. Hanya Tes Swab yang dapat memastikan seseorang tidak terkena atau terkena paparan Covid-19.

Setiap orang yang reaktif dan terpapar Covid-19 menjadi sebuah keniscayaan untuk diperhatikan karena beresiko punya potensi terjadinya penularan kepada orang lain. Maka karantina merupakan salah satu aspek penting dalam upaya memutus rantai penyebaran meluasnya Covid-19.

Kegiatan karantina sebenarnya sudah dilakukan kurang lebih satu bulan sebelum negeri ini terkomfirmasi Covid-19, yakni sebagaimana penulis kutip dalam laman bbc.com (02/02/2020) terdapat 238 orang WNI dari Wuhan, Cina untuk menjalani karantina di wilayah Natuna.

Pemerintah yang waktu itu bertanggungjawab menyediakan sarana dan prasaran serta kebutuhan hidup selama observasi berlangsung kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari Covid-19.

Begitu pula negeri ini yang sudah terkomfirmasi Covid-19 hingga menyebar ke seluruh daerah, aktivitas karantina terus dijalankan. Setiap daerah yang dalam hal ini mayorita pemerintah daerah telah menyediakan tempat karantina, baiktu di rumah sakit bagi yang membutuhkan perawatan, tempat khusus yang disediakan pemerintah, dan atau pemerintah meminta warganya melakukan karantina mandiri karena berbagai alasan.

Pemerintah yang sudah menyediakan sarana dan prasarana sekligus kebutuhan pokok warga yang bersedia melakukan karantina, bukan berarti tidak dihadapkan dengan permasalahan.

Sebagaimana yang terjadi di wilayah Kota Banjarbaru yang penulis kutip dalam laman apahabar.com terdapat pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19  melarikan diri yang awalnya tidak mau melakukan karantina.

Pemerintah Kota Banjarbaru sebagai pihak terkait melakukan komunikasi melalui pendekatan persuasif kepada pasien yang bersangkutan untuk mengajak dan bersedia melakukan karantina yang sudah disediakan tempatnya. Sikap tanggap Pemerintah Kota Banjarbaru ini patut diapresiasi sebagai langkah  yang serius untuk memutus penyebaran Covid-19 di Wilayahnya.

Namun, ada juga pemerintah yang terkesan setengah hati memperlakukan warganya yang sudah bersedia melakukan karantina. Hal ini terjadi di wilayah Kota Banjarmasin yang penulis kutip dalam laman klikkalsel.com terdapat satu keluarga yang positif terkena Covid-19 yang sudah melakukan karantina secara mandiri merasa terabaikan keberadaannya.

Begitu pula yang terjadi di wilayah Tanah Bumbu yang penulis kutip dalam laman apahabar.com adanya keluhan warga yang seakan “digantung” keberadaannya karena tidak mendapat kejelasan mengenai nasib mereka yang sudah bersedia melakukan karantina.

Peristiwa serupa juga terjadi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang penulis kutip dalam laman borneonews.co.oid adanya satu keluarga yang positif terkena Covid-19 tidak mendapatkan perhatian dan kejelasan serta bantuan atas keberadaannya.

Dengan demikian, pemerintah sepatutnya lebih tanggap terhadap silent demand  dari warganya. Bukan menunggu adanya “uunjuk rasa” dari warganya, dan atau adanya pemberitaan dari media yang kemudian baru bereaksi untuk menangani permasalahan yang dihadapi warganya.

Dalam perspektif new public service, pemerintah tidak hanya sekedar memperlakukan warganya sebagai konsumen. Akan tetapi juga warga sebagai owner/pemilik saham dari pemerintah.

Artikel terkait

Anang dan Ibnu Sina Figur Kunci di Pilgub Kalsel

Oleh : Kadarisman, Pemerhati Politik Banua Kendati pilkada gubernur di Kalsel masih kurang lebih satu tahun lagi, tetapi figure pasangan siapa yang akan menggantikan Sahbirin...

Disdukcapil Tabalong, Rakyat dan Kepala Daerah Ideal 2024

Oleh: Kadarisman (Pemerhati Politik Banua) Berbicara pelayanan publik, berarti kita bicara institusi publik sebagai instrument kekuasaan dalam mengaktualisasikan amanah negara untuk kebutuhan warga negara. Satu...

Catatan Konsultasi Publik RSUD-HBK, Tidak Berhitung Untung Rugi

Dua tahun terakhir  saya  hadir memenuhi undangan Forum Konsultasi Publik (FKP)  Rumah Sakit Umum Daerah Haji Badaruddin Kasim (RSUDHBK) Tanjung. Terakhir beberapa hari lalu...

tetap terhubung

8,590FansSuka
3,370PengikutMengikuti

Berita Terkini

Pendaftaran Putra Putri Pariwisata Tabalong Dibuka, Ini Syaratnya

TANJUNG, kontrasonline.com - Memiliki wawasan tentang kepariwisataan menjadi salah satu syarat peserta yang ingin mendaftar menjadi putra putri Pariwisata Tabalong 2023. Kepala Dinas Disporapar Tabalong,...

Alfamart dan Indomaret Belum Ajukan Izin Usaha di Tabalong

TANJUNG, kontrasonline.com - Kabar tentang  Ritel Modern yang "katanya" ingin berinvestasi di Tabalong belum terbukti hingga kini.  Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu...

PUPR Tabalong Benahi Infrastruktur Jalan Bertahap

TANJUNG, kontrasonline.com - Guna memberikan kenyamanan bagi masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tabalong terus menggenjot pengaspalan maupun...

2 Parpol Ditegur Bawaslu Tabalong

TANJUNG, kontrasonline.com - Bawaslu Tabalong menemukan beberapa spanduk maupun baliho bakal calon Legislatif partai politik yang mengandung unsur ajakan. Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian...

Bakucau Iwak, Panen Ikan Ala Tradisional di Ampukung Kelua

TANJUNG, kontrasonline.com - Bertempat di persawahan desa Ampukung, jajaran Forkopimca Kelua melakukan panen ikan. Panen dengan tema "Bakucau Iwak" itu turut diikuti masyarakat dan tamu...
error: Maaf, konten dilindungi !!