TANJUNG,korankontras.net- Fenomena prilaku masyarakat ketika “zona hijau” dan meninggalnya tiga orang pasien dengan hasil Rapid tes Reaktif di Tabalong dalam satu pekan ini membuat banyak kalangan menanggapinya.
Seperti suara beberapa legislator bumi sarabakawa dari Graha Sakata Mabu’un, Wakil Ketua DPRD Tabalong, Habib Muhammad Taufani Al Kaff menekankan dengan posisi Tabalong yang berada di zona hijau, perlu upaya besar untuk mempertahankannya.
“Apalagi pasca lebaran, sulit memantau dan memastikan warga keluar masuk Tabalong, petugas pun juga kewalahan, tentunya mempertahankan zona hijau jauh lebih sulit” ujarnya pada awak korankontras.net usai rapat gabungan komisi di Graha Sakata.
Terkait rumor yang berseleweran di media sosial ataupun grup WhatsApp tentang pasien yang dimakamkan dengan prosedur protokol kesehatan Covid-19 Habib meminta masyarakat tak perlu resah dan panik.
“Pemakaman dengan aturan ini berdasarkan pada prosedur protokol yang memang menjadi acuan, apalagi pasien yang meninggal masih dalam proses penelusuran” ungkapnya.
Habib taufan juga menghimbau agar masyarakat jangan menyebar luaskan informasi yang belum jelas dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
“Informasi resmi satu pintu dari tim gugus tugas percepatan dan penanganan Covid-19 Tabalong, inilah yang jadi acuan resmi dan bahan data yang benar” tandasnya.
Pemkab Supaya Lebih Terbuka Lagi Terkait ODP dan PDP
Anggota komisi III DPRD Tabalong, Hj.Noor Farida, mengapresiasi kerja tim gugus tugas atas tercapainya Tabalong menjadi wilayah zona hijau.
Meskipun demikian, Ia mengingatkan masyarakat Tabalong agar tetap berhati-hati dan nengikuti prosudur protokol kesehatan pemutusan penyebaran covid19.
“Harus dipahami, ini adalah virus yang tidak terlihat dan sangat cepat penyebarannya melalui doplet dan dikerumunan hingga dapat mengancam kesehatan dan keselamatan” tegasnya.
Farida juga meminta agar pemda bisa memperjelas lagi bahwa di Tabalong hanya ada rumah sakit isolasi pasien Covid-19, bukan sebagai rumah sakit rawat inapnya.
“Jangan sampai orang luar berfikir rumah sakit kita merupakan penampungan rawat inap pasien Covid-19, mohon pemda lebih mempertegas hal tersebut” ujarnya.
Ia juga berharap pemerintah daerah lebih terbuka lagi terkait pasien ODP dan PDP.
“Bukan untuk mengetahuinya secara pribadi karena jika pemerintah lebih terbuka maka akan lebih mempermudah memutus mata rantai penyebaran Covid-19” bebernya.
Farida juga mengapresiasi atas kinerja para dokter dan perawat yang sudah bekerja keras untuk membantu pasien yang positif ataupun PDP
“Apresiasi dan penghargaan juga untuk petugas posko di perbatasan yang telah bekerja keras menjaga perbatasan kabupaten Tabalong” ucapnya.
Sementara itu, anggota Legislatif H. Akhamad Helmi mengatakan bahwa dengan berada di zona hijau, aturan protokol kesehatan harus lebih ketat dari sebelumnya.
H.Helmi juga menghimbau agar masyarakat Tabalong tidak panik atas meninggalnya pasien dengan rapid tes reaktif dan dimakamkan dengan prosedur protokol Covid-19.
“Jangan panik, tetap waspada. Seperti himbauan kementerian bahwa protokol kesehatan nantinya akan lebih ketat lagi saat beraktifitas normal atau saat diberlakukannya aturan new normal” pungkasnya.(Boel)