Nenek Rohana dan Ismail Terharu Terima Uang Bantuan
TANJUNG,korankontras.net-Tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19, satu-persatu warga desa Kapar penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa memasuki Balai PKK untuk “mengambil” bantuan uang tunai.
Sekretaris Desa (Sekdes) Kapar, Mainar Eka Diningsih, menyampaikan bahwa ada 144 orang warganya yang menerima program bantuan BLT Desa.
Mainar mengatakan bahwa ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi warga untuk bisa “lolos seleksi” program ini seperti berkategori kurang mampu bukan penerima program atau bantuan lainnya, serta 14 kriteria yang sudah ditentukan pemerintah.
“Kami juga menekankan agar masing-masing ketua RT benar-benar melakukan pendataan terhadap warga dilingkungannya karena mereka yang lebih tahu kondisi maupun keadaan mereka” terangnya pada awak korankontras.net, Rabu (20/5), disela penyerahan BLT.
Ia menuturkan bahwa nama warga yang didata ketua RT dimusyawarahkan lagi ditingkat desa yang dihadiri oleh perangkat desa dan kecamatan, unsur TNI/Polri, ketua RT, tokoh agama dan masyarakat.
“Musyawarah khusus ini berlangsung cukup alot, disini daftar nama calon penerima bantuan akan diseleksi, layak apa tidak untuk menerima bantuan (BLT Desa)” ungkapnya.
Seleksi dilakukan mengingat ada batasan penggunaan dana untuk BLT.
“Jatah untuk dana BLT Desa Kapar kami maksimalkan, nilainya sekitar Rp 86,4 juta per tahap, totalnya untuk tiga tahap sekitar Rp 250 an juta” bebernya.
Mainar pun mengakui bahwa masih ada “suara sumbang” terkait adanya warga yang masih belum “terakomodir” menerima bantuan.
“Kalau warga datang komplain ke kantor desa sejauh ini tidak ada karena sejak awal ketua RT sudah diminta untuk betul-betul mendatanya” timpalnya.
Hanya saja, sambungnya lagi, warga datang ke kantor hanya menanyakan kapan bantuan akan dicairkan.
Salah seorang penerima BLT Desa, Ismail (63), mengaku senang menerima uang senilai Rp 600.000 ini.
Warga RT.15 Kapar ini merasa sangat terbantu adanya bantuan ini untuk kebutuhan sehari-hari.
“Saya sakit paru-paru, sudah tidak bisa kerja lagi, kebutuhan hidup dipenuhi oleh istri yang menyadap karet milik orang” tuturnya.
Demikian juga Rohana (69), warga RT.07. Perempuan paruh baya ini merasa terbantu dengan adanya bantuan uang tunai ini.
Menurut aparat desa, nenek Rohana sebelumnya tidak mau menerima bantuan sosial karena sering bepergian dan jarang dirumah.
“Sekarang beliau mau menerima BLT desa, mungkin karena sudah makin uzur dan tinggal sendiri” pungkasnya. (Boel)