Komisi III Labrak Etika Publik

Oleh: Kadarisman

(Mahasiswa Pasca Sarjana Administrasi Publik Unlam & Anggota KAHMI Tabalong)

Komisi III DPRD Tabalong membuat heboh publik. Kehebohan terjadi bukan lantaran prestasi. Disaat bangsa ini mengisolasi diri, dan membatasi ruang gerak aktivitas untuk memutus mata rantai penyebaran corona, rombongan Komisi III melancong ke daerah epidemi corona, Jakarta.

Alih-alih kunjungan kerja (kunker) itu memberi manfaat bagi daerah, keadaan bisa jadi sebaliknya. Potensi rombongan terpapar covid-19 patut dan layak untuk diuji. Namun ada  yang tak perlu diuji, kunker itu sudah pasti membuang uang rakyat.

Kementerian PUPR yang menjadi tujuan menutup “pintu”. Walhasil, tak ada apapun faedah yang dibawa pulang. Uang negara menguap dan publik dihinggapi kecemasan. Tak ada jaminan rombongan itu kebal dari corona. Tak ada jaminan, rombongan itu tidak membawa dan terjangkiti virusnya.

Wajar jika kemudian publik bersuara. Mereka menyoroti nilai kepantasan. Rombongan Komisi III DPRD Tabalong sama sekali tak menimbang keadaan bangsa dan rasa kepanikan publiknya itu sendiri. Padahal  Indonesia yang sedang dalam keadaan status darurat bencana  secara nasional dari wabah corona. Mereka melabrak etika dan etiket publik. Pada akhirnya kegiatan normatif yang melekat pada hak-hak mereka sebagai legislator pun menjadi permasalahan publik.

Egoisme normatis yang legislator miliki selayaknya tak melabrak etika sosial. Segala ketentuan normatif yang dijadikan landasan kunker tak boleh abai pada  etiket sosial masyarakatnya. Jika tidak publik akan mencemooh dan memberikan pertimbangan sanksi elektoral politik yang kekuasaan itu ada di tangan publik.

Egoisme normatif tak dapat dilepaskan dari egoisme pribadi. Rachels (2004)  memperkenalkan fenomena Komisi III DPRD Tabalong ini sebagai egoisme psikologis, dimana semua tindakan manusia

dimotivasi oleh kepentingan yang berkutat kepada diri (self servis).

Siapapun bolah saja

yakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan

yang terkesan luhur  atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi.

Pada kenyataannya, mereka hanya peduli pada kelompoknya  sendiri. Tidak

ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme,  tindakan yang peduli pada

orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan normatif yang selama ini dijadikan pijakan. Mereka tak peduli betapa publik dihinggapi rasa kecemasan yang teramat sulit dimengerti para legislator.

Dalam kacamata etika administrasi publik, keadaan demikian dapat dikategorikan sebagai munculnya kecenderungan abuse of power, dimana organisasi publik seperti legislatif  dihadapkan  pada responsibilitas yang

saling bertentangan akibat dari status dan peran yang harus

dimainkannya.

Cooper (1990) mengemukakan bahwa kecenderungan penyimpangan tersebut

berakar dari conflict of authority, conflick of role dan conflict of interest. Diakui atau tidak, rumah rakyat yang menjadi hunian legislator itu tak akan pernah lepas dari  kekuasaan di mana sekaligus terselif kepentingan, apakah itu kepentingan kolektif atau yang lebih sempit dari itu.

Etika dan etiket publik yang dilabrak ini sejatinya dapat diperbaiki. Hanya hal itu dibutuhkan kesadaran moralitas tingkat standar saja, tak usah tingkat tinggi.

Caranya adalah mereka dengan suka rela mendatangi pos kesehatan atau apapun tempat yang memiliki kafasitas untuk mendiagnosa apakah kepulangan mereka tidak disertai oleh Corona.

Mereka kemudian dengan rela hati mengisolasi diri sebagaimana anjuran-anjuran umum dalam mengantisipasi wabah corona. Minimal mereka mendapatkan form deklarasi bahwa saat ini mereka bebas Corona. Tidak sampai di situ, mereka juga rela hati untuk berstatus sebagai Orang Dalam Pengawasan instansi terkait.

Walikota Bogor, Bima Arya mungkin layak dijadikan contoh. Betapa sebagai pejabat publik dia kemudian mendeligasikan semua kewenangannya kepada wakil walikota untuk menjalankan tugas-tugasnya. Pada Akhirnya dia pun dalam isolasi.

Lalu, bagaimana dengan Rombongan Komisi III DPRD Tabalong? Publik hanya berharap, mereka senantiasa dapat dipastikan kesehatannya dan dan menjalankan tugasnya kembali sebagai wakil rakyat, tetapi tetap dalam koridor etik dan etiket publik. Apa yang kemudian menjadi harapan publik, untuk dan demi kebaikan mereka juga, kebaikan kita bersama***

Artikel terkait

Milenial Hanya Pelengkap dalam Pentas Politik Tabalong ?

Oleh Kadarisman Pemerhati Politik Banua Milenial sejatinya bukan merupakan sumber kekuasaan, sehingga tidak berpengaruh banyak dalam harapan partai politik mendongkrak perolehan suara dalam pemilihan anggota Legislatif....

Pengembangan Enterpreneurship Peserta Didik Melalui Market Day

Oleh : Annisa Prahasti Mahasiswa PPG Prajabatan PGSD Kelas A Gelombang 1 Market Day yaitu sebuah model pembelajaran berbasis proyek di Sekolah yang melibatkan peserta didik...

Mengenal Manajemen Treasury

Penyusun : Nama : SURIANSYAH NIM    : 2161201810 Makul : MANAJEMEN TREASURY Prodi  : MANAJEMEN SARJANA DESA Fak    : INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN JAKARTA (ITB-AD JAKARTA) Dalam suatu perusahaan...

tetap terhubung

8,590FansSuka
3,370PengikutMengikuti

Berita Terkini

Teken Kerjasama dengan PUPR, Kejari Tabalong Kawal Proyek Strategis Kabupaten

TANJUNG, kontrasonline.com - Kejaksaan Negeri (Kejari) dengan Dinas Pekerjaan Rumah dan Penataan Ruang (PUPR) menekan kerjasama terkait program pengawalan proyek strategis kabupaten Tabalong. Kerjasama tersebut...

Polres Tabalong Ungkap Tiga Kasus Kriminal

TANJUNG, kontrasonline.com – Jajaran Polres Tabalong berhasil mengungkap tiga kasus kriminal di wilayah Bumi Saraba Kawa. Dari tiga kasus tersebut petugas kepolisian meringkus tiga orang...

Bupati Tabalong Akui Berat Operasikan Pasar Agribisnis

TANJUNG, kontrasonline.com - Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani menyatakan berat mengoperasionalkan pasar Agribisnis di desa Kembang Kuning kecamatan Haruai. Hal itu Ia sampaikan saat penyerahan...

Warga Desa Uwie Jaga Tradisi Sedekah Bumi

TANJUNG, kontrasonline.com - Tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan warga desa Uwie kecamatan Muara Uya menjadi salah satu acara tahunan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat...

Hipmi Tabalong Salurkan 15 Ribu Bibit Cabai Tiung Tanjung ke Masyarakat

TANJUNG, kontrasonline.com - 15 ribu bibit cabai tiung Tanjung dibagikan Hipmi Tabalong di wilayah Utara Bumi Saraba Kawa. Bibit tiung Tanjung dibagikan secara simbolis oleh...
error: Maaf, Content is protected !!