Zulfan Noor : Peserta Hendaknya Juga Pelajari Bahasa Asing
TANJUNG, korankontras.net – Pemerintah Kabupaten Tabalong menginginkan peserta Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) angkatan I APBN Tahun 2020 yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tabalong mulai pelajari bahasa asing.
“Mudah – mudahan bisa di terapkan kepada para peserta untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris maupun Mandarin di sela – sela pelatihan, hal ini bisa menjadi nilai tambah apabila mulai terjun ke dunia kerja nantinya” kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tabalong, Zulfan Noor pada pembukaan PBK tahap satu di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Tanjung, Jum’at (13/3).
Peserta juga diharapkan selain menambah kemampuan lewat pelatihan juga dapat menciptakan lapangan kerja di Tabalong.
“Setelah di latih, paling tidak mindset kita rubah, bukan cuma untuk mencari kerja tetapi ciptakanlah lapangan pekerjaan” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Tabalong, Syaiful Ikhwan mengatakan ada 112 peserta yang mengikuti PBK angkatan I APBN Tahun 2020.
“Yang lulus seleksi 112 peserta dari 150 pendaftar, nanti tiap kejuruan akan di isi 16 peserta” ucapnya.
Peserta pelatihan terbagi menjadi tujuh kejuruan antara lain operator basic office, perakitan komputer, teknisi pendingin ac split, pembuatan roti dan kue, mobil bensin, akuntansi junior dan menjahit pakaian dengan mesin.
“Secara keseluruhan untuk tahun ini akan diselenggarakan PBK sebanyak 30 paket dari dana APBN dengan 12 kejuruan dan delapan paket dari APBD dengan delapan kejuruan” jelas Syaiful Ikhwan lagi.
Gelar Pelatihan di Desa
Selain kegiatan di BLK, pelatihan juga dilakukan di desa – desa dengan rangkaian yang mirip dan fasilitas sama.
“Pelatihan di desa dari Kementrian Tenaga Kerja, alokasinya ada lima desa tahun ini” kata Syaiful Ikhwan.
Namun untuk saat ini pihaknya belum menentukan desa mana saja yang akan dilaksanakan pelatihan.
“Untuk lokasi belum ditentukan, kejuruan sendiri pun nanti tergantung dari usulan desa. Nanti kita akan turun ke desa dan melakukan pertemuan dengan pihak desa kegiatan apa saja yang diperlukan” terangnya.
Lebih lanjut, Kepala Disnaker menuturkan yang paling sering di usulkan pihak desa ialah tentang pelatihan kewirausahaan.
“Tahun 2019 lalu ada tujuh paket kegiatan di desa, kebanyakan dari ibu – ibu minta yakni pelatihan pembuatan kue, makanan dan juga salon (tata rias)” ujarnya.
Dari hasil pelatihan tersebut masyarakat sudah mulai belajar mandiri untuk membuat beberapa produk.
“Ada masyarakat yang sudah mulai membuat usaha, namun belum produksi dalam jumlah besar” pungkasnya. (Can)