TANJUNG,KoranKontras.net- Desa Murung Karangan Kecamatan Muara Harus selama bertahun tahun mengalami kendala jaringan internet, sementera mereka mendambakan desanya menjadi desa yang smart.
Keterbatasan jaringan internet yang memicu pemerintahan desa Murung Karangan mengupayakan jaringan internet bisa ada didesa mereka terutama di kantor desa.
Hendra Wahyudi, Kepala Urusan (KAUR) Keuangan desa Murung Karangan mengatakan jaringan internet kurang bagus didesanya menjadi keluhan warganya
“Kami juga sempat mengalami kesulitan untuk mengakses berbagai informasi guna menunjang pelayanan administrasi” ceritanya.
Untuk memecahkan persoalan ini, sambung Hendra, saat dilakukan musyawarah desa diusulkan pemasangan jaringan internet dengan prioritas utama kantor desa sebagai pusat pelayanan administrasi desa termasuk di kantor BUMdes, kemudian baru di tambah untuk kepentingan masyarakat.
“Alhamdulillah semuanya bersepakat dan mendukung program ini” jelasnya.
Dimulai awal tahun 2019 yang lalu, mereka membeli peralatan dan perlengkapan internet, karena jangkauannya belum luas, pemanfaatannya pun masih terbatas.
“Di kantor BUMDes bisa digunakan oleh sepuluh HP atau pun Laptop, di kantor desa bisa hingga 30 HP atau Laptop secara bersamaan.
“kalau lebih (penggunanya),jaringannya akan lelet” timpalnya.
Sedang di kantor desa karena berfungsi sebagai pusat layanan diminta kemampuan untuk mengakses intenet lebih besar. “biar tidak terganggu” imbuhnya.
AKSES INTERNET DIMANFAATKAN WARGA DAN PELAJAR
Salah seorang perangkat desa membeli Rooter (alat pembagi jaringan- red) secara pribadi yang ditempatkan dirumahnya namun aksesnya di buka untuk umum.
“Passwordnya di buka saja dan bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma oleh warga” timpalnya.
Di titik ini jaringan internet bisa di akses secara optimal oleh 10 pengguna.
Saban hari tutur Hendra, sejak sore hingga malam banyak anak muda yang berkumpul sambil santai memafaatkan fasilitas ini di teras rumah warga yang lokasinya masih bisa menjangkau jaringan.
“Kalau dijumlah saban harinya pengguna akses internet ini berkisar antara 20 sampai 30 an orang” ungkapnya.
Sayangnya, karena jaringannya masih ikut di Puskesmas yang berada di desa Pamarangan, pemanfaatannya tidak bisa optimal.
“Kalau jaringan yang di Puskesmas tersebut dimatikan otomatis akses internet di desa kami juga mati” bebernya.
Saat ada kegiatan di desa ataupun ada pekerjaan penting, pihak desa menghubungi petugas Diskominfo meminta agar jaringan internet jangan dimatikan sambungnya lagi.
“Kami sangat berharap ada bantuan dari Pemda agar bisa mandiri Internet tanpa tergantung pada akses yang ada di Puskesmas” harapnya.
Ia menilai banyak manfaat yang bisa diperoleh andai akses internet mudah dan bisa digunakan seluruh warga, seperti pola pikir masyarakat bisa berubah karena mudah mencari informasi secara digital sehingga wawasannya juga bisa bertambah luas ungkapnya.
Bahkan sambungnya lagi, anak muda usia sekolah pun bisa lebih mudah dalam mencari modul belajar maupun menyelesaikan tugas sekolah.
Pihak desa sendiri sudah merencanakan agar akses internet bisa dinikmati oleh warga satu kampung akunya.
“ke depan kami ingin agar fasilitas internet bisa dinikmati oleh seluruh warga, tentunya dengan dukungan pemerintah daerah juga” pungkasnya. (Boel)