DLH Akan Lakukan Penelitian Persoalan Debu
TANJUNG,KoranKontras.net- Tak hanya “memanggil” PT.Pertamina EP Tanjung, Komisi Tiga DPRD Tabalong juga meminta keterangan PT. MSW terkait keluhan Debu dari warga yang berpotensi berasal dari aktifitas perusahaan penghasil listrik ini pada Selasa (10/03).
Power Plant Manager PT. MSW, Setyo Purwanto dihadapan anggota komisi tiga memaparkan bahwa ada beberapa beberapa “limbah” yang dihasilkan oleh operasional PLTU ini seperti, gas buangan, abu, debu dan limbah cair yang kesemuanya sudah dikelola dengan baik sesuai ketentuan.
“Gas buangan disalurkan lewat cerobong setelah melewati alat filter penangkap debu, pembakaran batu bara menghasilkan abu yang dijual ke Conch dan Indo cement dan limbah cair di proses hingga aman baru di salurkan ke sungai” bebernya.
Setyo menegaskan bahwa semua operasional mereka terkait lingkungan “dikawal”DLH Tabalong.
Ia juga mengakui bahwa semua operasional PLTU pasti akan memberi dampak pada lingkungan.
“Cuma dampaknya dalam batas apa, kalau dibawah batas baku mutu masih wajar” timpalnya.
Ia mencontohkan filter alat penangkap debu pada cerobong asap milik MSW kemampuannya 99,98%.
“Hanya 0,02% saja debu yang tak tertangkap, yang lolos kecil sekali” imbuhnya.
Kepala DLH Tabalong, Rowi Rawatianice juga mengatakan bahwa daya penangkap alat tersebut (99,98%) sudah masuk kategori aman.
“Ini komitmen MSW yang tertuang dalam AMDAL, menggunakan alat penangkap debu yang ramah lingkungan” ucapnya.
Meskipun demikian, ketua Komisi tiga, H.Supoyo mempertanyakan asal debu yang dikeluhkan warga, khususnya di daerah Mabu’un.
“Secara persis kita tidak tahu dari mana debu berasal dan setelah diteliti nanti ada yang harus bertanggung jawab” imbuhnya.
Anggota komisi tiga Hj.Noor Farida juga menyampaikan bahwa dari 0,02 % debu yang lolos dari alat filter, masyarakat berkemungkinan merasakan dampaknya.
“Harus ada upaya dari perusahaan agar persoalan ini tidak berlarut- larut” pintanya.
Rowi juga meminta dukungan komisi tiga DPRD Tabalong terkait rencana mereka untuk mengadakan penelitian tentang persoalan debu yang banyak dikeluhkan warga di sekitar operasional perusahaan termasuk pengadaan alat.
“Alat yang kita punya kemampuannya terbatas” ungkapnya.
Komisi tiga pun bersepakat bahwa meraka mendukung langkah apa yang dilakukan DLH terkait penelitian terkait debu dan pengadaan peralatannya.(Boel)