TANJUNG, korankontras.net – Pengaruh budaya barat melalui perkembangan teknologi dinilai menjadi ancaman yang akan menggerus seni budaya daerah.
Berangkat dari itu, “Sanggar Langit “salah satu sanggar seni di Tabalong terus menggeliatkan seni budaya daerahnya.
Sanggar Langit besutan Lilis Marta Diana selama ini terus aktif melestarikan seni budaya Tabalong di kancah daerah maupun luar daerah.
Melalui keberadaan sanggar kesenian ini, mereka terus menjaga dan merawat seni budaya peninggalan leluhur agar terus eksis hingga sekarang.
Sanggar seni yang berdiri sejak 2005 itu, sudah beberapa kali meraih penghargaan di tingkat daerah maupun luar daerah.
Tahun 2010 mereka meraih juara dua tingkat provinsi dalam lomba bersyair, 2014 juara satu bidang teater tingkat provinsi, 2015 juara satu lomba monoloh, 2017 juara tiga festival budaya tingkat provinsi dan tahun 2018 mendapatkan juara tiga pagelaran sastra tingkat provinsi.

Selain mengikuti beberapa kegiatan dan lomba seni budaya di luar daerah, Sanggar Langit juga sering diminta untuk mengisi beberapa pertunjukan seni di luar daerah.
Salah satunya pertunjukan Tari Dayak pada acara HUT Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada tahun 2019 lalu, mereka di percaya membuka gelaran tersebut.
Dari 2005 sampai sekarang, Sanggar Langit yang beralamatkan di Jalan Flamboyan nomor 11 kelurahan Belimbing Raya ini sudah beranggotakan 65 orang dari berbagai usia.
“Anggota kita dari berbagai usia dan latar yang berbeda, dari sekolah dasar sampai pekerja ada di sini” terang Pendiri Sanggar Langit, Lilis Marta Diana saat ditemui awak korankontras.net beberapa waktu lalu.
Lilis menceritakan anggotanya setiap tahunnya terus bertambah. “Dalam sebulan pasti ada yang inisiatif datang mau mendaftar di sanggar kita, tapi biasanya dua tahun sekali kita juga membuka perekrutan anggota melalui workshop” ceritanya.
Namun, perekrutan anggota hanya untuk jenjang sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas.

“Pendaftaran anggota hanya Rp. 50 ribu dan untuk latihan sehari – harinya Rp. 10 ribu, biaya tersebut di pakai untuk beli konsumsi anak – anak pada saat latihan” terang Lilis.
Di Sanggar Langit ini sendiri, terdapat beberapa macam kesenian dari seni tari hingga musik tradisional.
“Ada seni tari, teater, fashion kostum, vokal, baca puisi, pidato, musik tradisional dan modern. Anggota bebas memilih tergantung minatnya dimana” ungkapnya.
Dikatakannya, semua kesenian atau bidang yang ada di sanggarnya mempunyai instruktur masing – masing.
“Kita mempunyai komite masing – masing, satu komite atau bidang mempunyai satu instruktur yang khusus dan masing – masing bidang mempunyai jadwal latihan yang berbeda” ujarnya.
Selain menerima anggota, pihaknya juga sering menerima permintaan untuk melatih di sekolah maupun pribadi.
“Sering kita diminta secara pribadi untuk melatih ke rumah dan ada juga beberapa sekolah meminta untuk melatih siswanya tentang seni budaya. Entah itu melatih tari, musik, puisi atau pun yang lainnya” jelas Perempuan dua anak tersebut.
Lebih lanjut, pihaknya juga sering menerima permintaan untuk mengisi di acara pernikahan.
“Tiap hajatan biasanya kita mendapatkan permintaan untuk mengisi tari, musik dan pembawa acara” bebernya.
Ia bersyukur sampai saat ini sanggar seni yang didirikannya masih tetap eksis dan dikenal di Tabalong hingga laur daerah.
“Alhamdulillah sampai saat ini di Tabalong ada 32 sanggar seni yang sudah terdaftar di dinas pendidikan, termasuk sanggar seni kita” ungkapnya.
Dengan perkembangan seni budaya yang semakin tinggi, Lilis berharap kesenian ini tidak hanya sekedar hobi semata.
“Bukan sekedar penyaluran hobi tetapi bisa menjadi nilai jual dan bisa menjadi suatu promosi bagi daerah supaya di luar sana bisa mengenal budaya yang ada di tempat kita” pungkasnya. (Can)