DLH : Akan Panggil Pihak Terkait
TANJUNG,KoranKontras.net- Bahriansyah ( 32 ) terkejut ketika hendak mandi pagi di sungai Jaing desa Masukau, melihat air sungai yang biasa jernih berubah keruh seperti kopi susu.
“Pas mau mandi pagi tadi sekitar pukul delapan lewat, saya terkejut air sudah berwarna putih pekat kecoklatan” ungkapnya pada korankontras,net senin (27/1).
Berubahnya air sungai jaing sebenarnya menurut Bahriansyah bukan sekali ini saja terjadi tapi seingatnya sudah beberapa kali dan ini yang pertama di tahun 2020.
Ia mengungkapkan lagi bahwa kejadian ini sama persis saat beberapa tahun lalu, dimana perubahan warna air menyebabkan banyak ikan karamba milik warga yang mati.
“Tahun 2019 yang lalu juga ada kejadian, cuman tingkat kekeruhan air tidak separah sekarang” bebernya.
Bahriansyah pun membantah bahwa perubahan warna air sungai Jaing karena faktor hujan di daerah hulu.
“Kalau akibat lunturan tanah karena hujan, warna air tidak seperti ini” tandasnya.
Ia menduga keruhnya air sungai Jaing akibat aktivitas pertambangan batu bara dihulu sungai.
Bahriansyah berharap pemerintah daerah lewat instansi terkait bisa turun kelapangan untuk melihat kondisi secara langsung.
Senada, warga desa Masukau lainnya menambahkan bahwa kejadian seperti ini sudah yang kesekian kalinya dan selalu terulang.
” bukan masalah kandungan airnya mencemari atau tidak, tapi ini sudah berupa tindak kelalaian karena sering terulang” timpalnya.
Hingga saat ini, air sungai Jaing masih dimanfaatkan sebagian warga desa untuk keperluan mandi dan mencuci.
Bahkan, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, aliran sungai Jaing di dekat muara menjadi kunjungan objek wisata sungai.

“Sebagian warga ada yang langsung mandi dan mencuci ke sungai, sebagian lagi menyedotnya” terang Bahriansyah.
Dugaan keruhnya sungai Jaing berasal dari penampungan pengolahan air tambang milik PT. Adaro ditanggapi Djoko Soesilo, CRM Departement Head PT Adaro Indonesia.
“saat ini sedang kita cross check, mengingat treatment di SP yang terdapat di hulu aliran sungai kualitas air dalam keadaan normal” jelasnya.
Pihaknya juga menurunkan team ke lapangan, apapun yang bisa mereka perbantukan akan mereka lakukan termasuk mengambil sampel air di badan sungai.
“Hal yang penting adalah apa yang bisa dikontribusikan agar sumber masalah yang dikeluhkan dapat diatasi, sehingga semuanya dapat normal kembali” pungkas Djoko.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabalong langsung turun kelapangan ketika menerima laporan dari warga tentang kondisi sungai Jaing.
Kepala DLH Tabalong, Rowi Rawatianice mengatakan pihaknya sudah turun kelapangan dan mengambil sample air sungai Jaing.
“kita akan segera panggil siapa saja yang terkait seperti kades, kecamatan, perusahaan dan SKPD yang terkait” terangnya. (boel)