Warga Tahan Tiga Truk Batubara Liar
TANJUNG, korankontras.net – Hampir satu tahun terakhir, truk pengangkut batubara hilir mudik di Mantuyub, Anak Desa Bintang Ara membuat berang warga setempat.
Akhirnya pada Minggu malam (5/1) puncak kekesalan masyarakat terhadap truk angkutan tersebut akhirnya tidak terbendung lagi, mereka menghentikan dan menahan tiga truk yang melintas di jalan desa.
“kami ingin menjaga jalan desa ini agar tidak rusak karena jalan ini baru saja diperbaiki oleh pemerintah daerah” tandas Wahyudin, salah serorang warga Mantuyub saat ditemui awak korankontras.net, Jum’at (10/1).
Warga sudah dua kali menghentikan truk pengangkut batubara liar tersebut.
“Baru minggu malam kedapatan mereka melewati jalan ini, dulu sudah pernah juga kita hentikan pada saat bulan puasa” terang Wahyudin.
Menurutnya selama ini pihak penambang kucing – kucingan untuk melewati jalan desa tersebut agar tidak ketahuan masyarakat.
“Kami tiap malam selalu menjaga truk – truk pengangkut tersebut agar tidak lewat jalan ini, tapi mereka pintar saat kita tidur, baru truk – truk itu lewat” terangnya lagi.
Setelah menahan truk batubara illegal pihak warga menginginkan pertemuan dengan pimpinan perusahaan.
“Kami ingin pimpinan perusahaannya langsung yang datang untuk membicarakan hal ini, apabila truk itu ingin dikeluarkan kita harus membuat perjanjian dengan pimpinan perusahaan.” Tegas Wahyudin yang diamini warga lainnya.
Langkah yang mereka ambil dengan menginginkan pertemuan pimpinan agar nanti pimpinan perusahaan tidak menyalahgunakan wewenangnya.
“ kadang – kadang mereka bisa menggunakan wewenang dengan mengandalkan preman – preman jadi masyarakat seakan – akan ditakuti” jelas Wahyudin.
Truk Tambang Tidak Boleh Lintasi Jalan Desa
Beberapa hari yang lalu, jelas Wahyudin pihak penambang mau menemui warga untuk membahas truk yang mereka hentikan.
“Saat ini tiga truk yang kita tahan sudah dikembalikan, namun batubaranya kami minta untuk ditinggal sebagai barang bukti” jelasnya lagi.
Batubara yang mereka minta ditinggal akan dijadikan bukti dan memberikan peringatan pada truk pengangkut batubara yang lain agar tidak melewati jalan desa lagi.
Dari pertemuan dengan penambang illegal, warga mengajukan tiga point tuntutan.
“Penambang tidak boleh lagi melewati jalan desa, kedua jalan yang rusak yang dilewati mereka harus diperbaiki dan terakhir pihak penambang tidak lagi mengintimidasi atau menakut – nakuti masyarakat dengan adanya preman” ujar Wahyudin.
Dengan pertemuan tersebut Ia berharap para penambang bisa membuat jalan sendiri sehingga tidak melewati jalan desa.
Sepengetahuan warga, pertambangan batubara yang ada di wilayah mereka merupakan pertambangan illegal.
“Kalau sepengetahuan kami illegal, soalnya pernah dirazia dan para penambang langsung kabur” bebernya.
Wahyudin menambahkan, sekitar dua minggu yang lalu pertambangan batubara tersebut dirazia oleh Polda Kalsel. “Semua alat operasi mereka sembunyikan langsung saat ada razia tersebut” pungkasnya. (Can)