TANJUNG, KoranKontras.net- Rasa was-was masih menggelayut diwajah Sahipul Pahri, satu dari sembilan kepala keluarga yang halaman rumahnya amblas lebih dari dua meter di RT 02 desa Hapalah kecamatan Banua Lawas.
Sahipul menuturkan, kejadian longsor ini terjadi pada Hari Rabu (02/10) sekitar pukul 11.00 wita.
“Sebelumnya tanahnya memang sudah ada retak- retak, namun kami tidak menyangka kalau longsornya separah ini” terangnya pada awak koran kontras pada Sabtu tadi.
Pria 68 tahun ini mengatakan panjang jalan di tepi sungai yang longsor hampir 100 meter dengan ke amblasan tanah dua hingga tiga meter.
“Satu kios dan satu warung rubuh terkena longsor namun sudah dibersihkan warga secara gotong-royong” tuturnya.
Meski was-was karena pelataran rumahnya sudah amblas, Sahipul serta warga terdampak lainnya tetap bertahan dan tidur di rumah saat malam tiba.
“Sebenarnya kami khawatir kalau tanah akan longsor lagi, apalagi sekarang sudah memasuki musim penghujan” ujarnya cemas.
Ia menceritakan bahwa hampir saban musim kemarau panjang usai dan masuk ke musim penghujan, tanah di bantaran sungai Tabalong di sebagian wilayah desa Hapalah akan “rumbih” namun tidak pernah separah ini.
“Saat kemarau dan debit air surut, datang musim hujan di iringi naiknya debit air, tanah akan menjadi labil dan rawan longsor, biasanya hanya belasan meter saja longsornya, ini hampir 100 meter dan yang paling parah” paparnya.
Banjir Ancam Ribuan Hektar Sawah Warga
Rudi Hartono, ketua Rukun Tetangga (RT) 08 yang juga ada di lokasi longsor menambahkan agar jalan warga bisa secepatnya di perbaiki.
“mohon secepatnya di perbaiki dan di buatkan tanggul” pintanya pada pemerintah daerah.
Rudi mengungkapkan bahwa selama ini jalan yang terkena longsor juga merupakan tanggul bagi sawah yang jaraknya hanya puluhan hingga seratusan meter dari persawahan warga.
“Lebih dari seribu hektar sawah warga akan tergenang air sungai Tabalong kalau tidak diperbaiki” ujarnya mengingatkan.
Bukan hanya sawah milik warga desa Hapalah saja yang bakal terancam namun juga sawah warga dari desa Bangkiling, Bangkiling Raya, Batang Banyu termasuk sawah warga desa Sei Durian yang masih berada dalam satu hamparan luas sambungnya.
Terpisah, kepala desa Hapalah, Nurdin menyampaikan bahwa ada tiga titik tanah longsor yang terjadi di desanya dalam kurun waktu yang berdekatan.
“sekitar seminggu yang lalu longsor di RT 01 dan 03, masing- masing panjangnya sekitar 50 meter dan yang terakhir ini yang terpanjang dan terparah, yakni sekitar 100 m di RT 02” terangnya didampingi Babinsa setempat.
Nurdin juga mengatakan bahwa warga desa sudah beberapa kali mengadakan gotong-royong memasukkan tanah ke dalam karung untuk menyiring jalan yang ambrol dan memudahkan warga berlalu lalang.
“Kami menggunakan dana darurat untuk bergotong-royong dan merapikan jalan agar bisa dilewati pejalan kaki, satu titik nilainya Rp 3 Juta” imbuhnya.
Nurdin juga menyambut baik kunjungan dinas PUPR, komisi tiga DPRD dan BPBD kabupaten Tabalong serta mendukung metode penyelesaian yang ditawarkan.
Sahipul berharap agar pemerintah daerah bisa segera turun tangan membantu menyelesaikan persoalan ini.
” mohon pemda bisa membantu memperbaiki halaman rumah dan jalan yang longsor, kemampuan kami sangat terbatas” pintanya penuh harap.(Boel).