Tampilkan Budaya Kelua, Dayak Deah dan Ma’anyan
TANJUNG, korankontras.net – Mengedepankan suasana kampung budaya Kalua, dayak Deah dan dayak Ma’anyan, Kabupaten Tabalong kembali raih gelar juara satu sebagai Kampung Banjar dalam kegiatan Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2019 di Banjarmasin.
Lomba kampung Banjar ini di gelar selama tiga hari dimulai sejak pembukaan Festival Wisata Budaya Pasar Terapung jum’at lalu.
Kabupaten Tabalong kembali mempertahankan gelar ini, setelah
tahun 2018 yang lalu juga memenangi lomba tersebut.
Kabid Pariwisata
Kabupaten Tabalong, Lilis Marta Diana mengatakan kemenangan ini selalu menjadi
kebanggaan bagi masyarakat Tabalong.
“Dan kita pantas bersyukur karena Tabalong memiliki ragam adat dan budaya yang banyak sehingga ini menjadi wahana yang besar untuk di adopsi dalam bentuk miniatur kampung, seperti misalnya kampung paliat di Kalua, kampung dayak etnic Deah Upau serta dayak Ma’anyan Warukin Tanta” ucapnya saat dihubungi via WhatsApp.

Ketiga kampung inilah yang kemudian pihaknya interpretasikan dalam satu tampilan kampung banjarnya orang Tabalong.
“Tema yang dominan kita angkat ialah kampung Kaluanya dengan kekhasan kuliner masakan paliat, bingka kacung dan martabak pisang” jelasnya.
Selain kuliner yang ditampilkan pihaknya juga mengadakan pengobatan herbal dengan tabib totok dayaknya.
“Pengobatan herbal ini bukan hanya dengan bahan dari tumbuh – tumbuhaan hutan biasa tetapi juga di padu dalam pengolahan seperti misalnya khasiat gula aren serbuk dengan paduan jahe, pasak bumi, kayu manis serta temuk lawak” terang Lilis.
Demi mempertahankan gelar ini pihaknya banyak melakukan inovasi baru untuk menarik pengunjung.
“Untuk mensiasatinya kita menampilkan banyak variatifitas tampilan salah satunya dengan warna khas daerah perkampungan” bebernya.
Lilis berharap dengan kemenangan ini dapat melestarikan kebudayaan daerah dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Tabalong.
“Semoga hal ini menjadi motivasi besar untuk terus maju dan berkembang termasuk dalam hal pengembangan wisata budaya dan ekonomi kreatifnya” pungkasnya. (Can)