TANJUNG,KoranKontras.net- Walau angka Inflasi kabupaten Tabalong masih berada dalam range acuan pemerintah, namun Ketua Harian TIPD Tabalong merasa gelisah karena produk agribisnis masih tergantung dari luar daerah
ketua Harian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Tabalong AM.Sangadji mengatakan bahwa angka inflasi tahun ini lebih tinggi dari dua tahun terakhir.
“Meskipun demikian, mudah-mudahan tetap terkendali hingga akhir tahun” harapnya ketika jumpa pers TPID di Tanjung jum’at (9/8) pagi.
Sangadji menjelaskan bahwa komoditas agribisnis yang mempengaruhi tingkat inflasi di Tabalong masih tergantung dengan pasokan dari luar kabupaten.
“Kita masih tergantung pada pedagang luar sehingga harga cenderung lebih mahal” ungkapnya.
Pada hal, sambungnya lagi, barang agribisnis yang di pasok oleh pedagang luar justru sebagian berasal dari petani Tabalong sendiri.
Sangadji juga meminta kepada Dinas Pertanian untuk secepatnya membangun pusat agribisnis di bumi Saraba Kawa yang tentunya akan memberi dampak langsung ataupun tidak langsung bagi petani maupun warga Tabalong sendiri.
“Segera wujudkan pusat pasar Agribisnis, kita sudah punya lahan di Kembang Kuning misalnya, jangan beralasan belum ada bangunan” tandasnya.
Sangadji menilai, hal terpenting dalam mewujudkan sebuah pasar Agribisnis adalah sistem tata kelola atau manajemen yang meliputi pasokan, kemudahan interaksi antara penjual dan pembeli serta pengoptimalan Informasi Teknologi (IT).
” lewat IT pedagang bisa tahu banyak informasi jumlah
barang yang tersedia, harga komoditas dan petani juga bisa tahu produk apa yang
diminati pasar, bukannya bangunan pasar yang harus di prioritaskan”
tegasnya lagi.
“Kalau kita
punya pasar atau pusat Agribisnis sendiri, ini akan memberi pengaruh besar pada
tingkat kestabilan harga produk pertanian” pungkasnya.(boel/kts)