TANJUNG, korankontras.net – Program Keluarga Harapan (PKH) yang di canangkan oleh pemerintah tampaknya belum dirasakan oleh Salabiyah.
Perempuan berusia 58 tahun itu terpaksa harus tinggal dirumah tua dan kumuh yang berlokasi di Desa Kretak Panjang RT 05, Kelurahan Kambitin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong.
Tubuh yang saat ini mulai menua, ia harus siap menahan dinginnya angin malam yang menembus dinding rumahnya yang berlubang dan atap yang terbuat dari rumbia yang mulai habis dimakan usia sehingga bocor disana sini bila hujan tiba.
Bahkan, jika hujan deras dan angin ribut ia terpaksa harus mengungsi kerumah puteranya yang berada tidak jauh dari rumahnya.
“Saya khawatir rumah ini roboh jika hujan deras mulai turun ataupun angin ribut” terangnya saat ditemui korankontras di rumahnya, Minggu (21/7).
Ia hampir 30 tahun sudah mendiami tempat tersebut, namun kondisi rumah yang reot ini berjalan hampir tiga tahun terakhir.
Selama ini Salabiyah tinggal sendiri di rumah tersebut, karena ia sudah menjadi janda sejak suaminya meninggal dunia.

“Saya memiliki dua orang anak, namun keduanya sekarang tidak lagi tinggal serumah dengan saya karena mereka sudah menikah dan hidup dengan keluarganya masing – masing” ceritanya.
Untuk menghidupi kesehariannya, ia mengandalkan hasil dari “mangaruni” atau mengambil upah dari menyadap pohon karet orang lain.
Ia pun tidak dapat berharap banyak dengan kedua anaknya sebab pekerjaan yang digeluti kedua anaknya hanya berpenghasilan seadanya.
“Salah seorang anak saya bekerja sebagai penjaga kandang ternak ayam milik orang lain dan mereka tinggal di pondok dekat kandang ayam tersebut” ucapnya.
Salabiyah hanya bisa berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tabalong untuk sekadar membantu memperbaiki rumahnya.
Sementara itu
menantu Salabiyah, Mila sering mengajak untuk tinggal bersamanya. “Ibu sering saya ajak ke
pondok, tapi ia tidak betah lama-lama dan pasti akan kembali lagi ke rumah
itu” tuturnya.
Ia juga
menceritakan sebagian atap rumah Salabiyah sudah ditutupi atap seng hasil
kerjanya dengan suami dan anak Salabiyah yang lainnya.
“Dari hasil kerja mereka tersebut sedikit demi sedikit buat membeli seng satu demi satu, untuk menutupi atap rumah yang bocor dan tidak layak lagi” bebernya.
Mila pun berharap, ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tabalong agar ibunya bisa merasakan tinggal dirumah yang layak huni dengan nyaman tanpa dihantui ketakukan tertimpa rumahnya yang sudah reot tersebut. (Can)