Kesenian Kuda Lumping Simpung Layung ada Dangdut Modern nya
Puluhan pemuda dan pemudi meliuk menari mengiringi musik khas kuda lumping, beberapa pemudanya terlihat sudah mulai “kesurupan” , tingkahnya aneh , badannya mengejang matanya melotot mereka mulai mengunyah arang dan pecahan kaca.
Kesurupan penari ini yang membuat penonton semakin antusias memadati tanah lapang tempat pagelaran kuda lumping di desa Simpung Layung Kecamatan Muara Uya hari minggu siang (15/4).
Kesenian kuda lumping sedang “naik daun” di desa yang sebagaian warga eks transmigrasi dari tanah jawa ini, meskipun kuda lumping notabene kesenian dari tanah jawa namun uniknya pemainnya bukan hanya orang berasal dari suku jawa saja.
“ pemain kuda lumping kami berasa dari multi etnis, bukan hanya jawa tapi juga banjar dan dayak” terang Widi, sekretaris group kesenian kuda lumping Langen Budoyo Simpung (LBS).
LBS yang beranggotakan 65 orang ini di dominasi oleh pemuda dan pemudi namun mereka dibawah bimbingan tokoh tua yang sudah berpengalaman, mereka bekerjasama nan apik dan memiliki semangat yang sama untuk melestarikan kesenian kuda lumping.
“kesenian itu universal dan wadah bagi kami untuk semakin rukun meskipun kami disini dari berbagai suku”jelas Widi lagi.
Rasa kebersamaan ini lah yang akhirnya membuat mereka tak merasakan lelah dan malu seperti para pemuda pada umumnya.
Seni kuda lumping yang memperagakan tarian dengan menggunakan kuda dari bambu dan menceritakan keberanian para parajurit saat berperang sambil menunggang kuda.
Seiring dengan perkembangan jaman, semakin banyak pula kreasi yang di tambahkan oleh para seniman Kuda Lumping pada setiap pertunjukannya.
Hal ini di lakukan dalam rangka melestarikan dan membuat pertunjukan lebih menarik, namun tetap tidak meninggalkan ciri khas dari kesenian tersebut.
“kita juga kombinasi dengan dangdut modern” ujar pria yang selalu terlihat energik itu.
Group Kesenian kuda lumping LBS ini biasanya di sewa untuk menghibur masyarakat hingga keluar desa Simpung Layung “tarifnya kalau disekitar Muara Uya, Rp.4,5 juta kalau sampai keluar daerah biasanya kita minta Rp.7,5 juta itu sudah lengkap dengan dangdut modernnya” pungkas Widi (ytn)