Lama tidak disambangi lagi oleh penyuluh pertanian membuat petani di Kecamatan Upau “galau”
Bagaimana tidak, mereka harus menyelesaikan permasalahan pertanian yang digelutinya sendiri tanpa ada bimbingan dari petugas penyuluh pertanian sehingga kondisi ini membuat mereka sering kebingungan terutama saat menghadapi serangan hama.
“kalau padi kita diserang hama, kami bingung harus bagaimana menanganinya karena tidak ada petugas penyuluh yang membimbing kami” keluh Mulyadi, Sekretaris Kelompok Tani Tunas Harapan desa Kaong kecamatan Upau.
Tanpa adanya penyuluh pertanian mereka juga tidak tahu informasi perkembangan pertanian terkini, mereka merasa sekarang ini pemerintah tidak berada di tengah tengah petani Upau.
Dulu pernah ada petugas punyuluh pertanian dari ibukota Kabupaten yang dikirimkan ke desa mereka tetapi kini tidak pernah lagi, lanjut Mulyadi, padahal menurutnya kecamatan Upau seperti di desa Pangelak dan kaong memiliki potensi pertanian yang besar.
Mereka mengusulkan adanya kantor UPT Pertanian sejak tahun 2012 yang lalu namun hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah daerah.
“ada ratusan hektar sawah di dua desa ini dan kami bisa melakukan tanam dua kali setahun tapi sayangnya pemerintah enggan membangun UPT di Kecamatan Upau” imbuhnya.
Selama ini pemerintah daerah beralasan belum ada tanah untuk membangunnya sementara warga Upau sudah menyediakan lahan dua hektar yang siap dibebaskan untuk di bangun UPT.
“bukan hanya UPT pertanian yang tidak ada tapi juga UPT pendidikan, kalau mau memajukan pertanian harusnya ada UPT di Upau”cetusnya.
Ia menyanyangkan dengan sikap pemerintah yang dinilainya kurang peduli dengan sektor pertanian di wilayahnya padahal pemerintah pusat sedang giat-giatnya memajukan sektor pertanian untuk ketahanan pangan nasional (lee)