Diduga Blasting Tambang Batubara
Ketika perusahaan pertambangan batubara PT.Adaro melebarkan areal pertambangannya hingga kekecamatan Upau, desa Masingai merasakan dampak negatif dari aktivitas pertambangannya.
“Ada puluhan rumah warga desa yang mengalami keretakan pada lantai maupun dinding”.ujar Kepala Desa Masingai I, Slamet Suprihatin.
Warga desa sangat meyakini bahwa keretakan itu dikarenakan proses blasting oleh perusahaan tambang batu bara PT. Adaro, imbuhnya.
Slamet memaparkan bahwa sejak daerah mamas dibebaskan dan digarap oleh PT. Adaro, sekitar tahun 2011 ke atas dan dengan adanya kegiatan blasting, sejak itulah rumah warga mengalami keretakan.
Bahkan, menurut pengakuan kristian, kasi pembangunan ada 70 an buah rumah yang mengalami retak saat pendataan.
“Suaranya terdengar sangat nyaring, bahkan getarannya sangat terasa” ujar sekretaris desa Suyanto menambahkan.
Kasi pemerintahan, Kasanuri mengatakan kalau kegiatan blasting tersebut biasanya pukul satu siang atau empat sore.
Pihak desa dan warga pernah melaporkan pada Badan Lingkungan Hidup Daerah kabupaten Tabalong dan Perusahaan apa yang terjadi di desa mereka tapi justru mendapatkan jawaban yang membuat mereka geli sendiri.
Saat itu pihak BLHD dan perusahaan melakukan pemeriksaan dilapangan, “mereka berdalih kalau keretakan itu dikarenakan oleh akar pohon karet yang menjalar di bawah rumah dan faktor kimia, yakni kesalahan dalam tehnik pemupukan”. Ujar Slamet
Warga pun merasa bingung dan aneh mendengar jawaban perusahaan dan pihak pemerintah daerah yang diwakili oleh BLHD. Sebelum ada kegiatan blasting rumah mereka baik-baik saja sedangkan tanaman karet sudah lama mereka tanam bahkan sejak tahun 90 an.
Dengan alasan demikian, sampai sekarang pihak perusahaan tidak bersedia memberikan biaya perbaikan ataupun ganti rugi pada warga yang rumahnya retak.
Hingga kini permasalahan retaknya sejumlah rumah belum terselesaikan dan wargapun masih mempertanyakan hal tersebut “kami berharap ada jalan keluar dari masalah ini” harap slamet yang diamini aparat desanya (boel)