Semua Warga Bisa Kontrol Dana Desa
Juai demikian desa ini dinamakan, dulunya desa ini regouping dengan desa Tabing Siring yang berada di seberang sungai Tabalong sebagai batas desa.
Setelah digabung disepakati namanya tetap desa Juai dan menghilangkan nama Tabing Siring meskipun demikian sebagian masyarakat masih mengenal bagian dari desa Juai yang berada di seberang sungai sebagai Tabing Siring.
Penghubung antara Juai dan Tabing Siring hanya jembatan gantung dari tali baja dan kayu ulin yang bisa dilewati roda dua saja, ada awal tahun 2017 ini jembatan rangka baja yang dibangun oleh Pemkab Tabalong sudah bisa dioperasikan.
Dengan beroperasinya jembatan rangka baja yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat menjadikan Tabaing siring semakin terbuka dan memudahkan desa Juai membangun dengan dana dari Program Gerbang Emas Pemkab Tabalong.
Desa Juai sendiri merupakan salah salah satu desa yang berada dalam wilayah admunistratif kecamatan Tanjung dengan kondisi jalan yang sudah cukup bagus, hanya memerlukan waktu 15 sampai 20 menit saja dari ibukota kabupaten Tabalong tentu jaraknya tidak jauh, kisaran 6 sampai 8 km saja.
Deretan rumah yang diselingi rimbunnya kebun karet atau pun petakan sawah tampak dikiri kanan jalan. Sebagian rumah warganya masih terbuat dari kayu, sedang bangunan baru sudah berupa bangunan permanen.
Desa Juai dihuni oleh sekitar 1326 jiwa, terdiri dari 365 kk yang tersebar di 6 RT. Seperti halnya desa lain diwilayah tengah, mayoritas pekerjaan pekerjaan warganya adalah petani penyadap karet.
Disebelah utara, desa juai berbatasan dengan desa Garunggung, sebelah selatan bersebelahan dengan desa Wayau, sebelah barat berbatasan dengan wilayah kalteng dan sebelah timur berbatasan dengan desa Kasiau Raya.
Dana Desa Rp. 1.385.193
Menurut Galbiansyah, kepala desa Juai, tahun 2016 kemaren desanya mendapat dana senilai Rp 1.385.193.000. Dana ini merupakan jumlah total dari dana yang bersumber dari APBD dan APBN.
Plt. sekretaris desa juai Edy Rosani menambahkan bahwa mayoritas dana tersebut digunakan untuk pembangunan fisik sesuai dengan kebutuhan warga desa. “sebagian besar pekerjaan fisik adalah perbaikan infrastuktur berupa pengecoran jalan ke kebun dan jalan lingkungan” ujarnya menerangkan.
Hal ini karena pada tahun 2014 -2015 kegiatan yang dilakukan adalah perkerasan jalan, maka tahun 2016 adalah melakukan pengecoran pada jalan-jalan tersebut terangnya memberi alasan.“untuk ukuran lebarnya bervariasi” ujar Galbiansyah lagi, mulai dari 1,3 m sampai 2 m.
Kepala desa menerangkan bahwa ada 25 item kegiatan yang dilakukan tahun 2016 untuk bidang fisik sarana dan prasarana, yaitu cor beton jalan ke kebun dan sawah total panjang 1.349 m di semua rt kecuali rt 05, perkerasan jalan total panjang 1.100 m di rt 06 dan 05, cor beton gang dipermukiman total panjang 285 m di rt 05 dan 06, pembuatan titian ulin untuk ke kebun maupun sawah dengan total panjang 127 m di rt 01, 03 dan 05, rehab langgar di rt 02, pembuatan sumur gali sebanyak 8 buah di semua rt, drainase 40 m di rt 06,pembuatan wc kantor desa dan pembuatan pondasi untuk kantor desa baru dengan ukuran 8 x 10 m yang berlokasi di rt 06.
Rencana ke depan, kantor desa akan pindah dan dibuat yang baru bersama gedung pertemuan ataupun bangunan lainnya di lahan milik desa seluas 1.200 m2. Kantor desa yang lama akan digunakan untuk kegiatan posyandu, pkk dan sekretariat BKM.
Menariknya, tak ada warga yang komplain ataupun minta ganti rugi terkait lahan yang digunakan untuk pengerjaan jalan cor beton ke kebun atau sawah tersebut. Malah mereka menawarkan diri untuk dibuatkan jalan cor dilahan milik mereka. Warga malah senang karena akses ke kebun atau sawah semakin bagus, tidak becek lagi dimusim penghujan dan memudahkan mereka mengangkut hasil pertanian maupun perkebunan jelas kepala desa. “Alhamdulillah kesadaran warga masyarakat semakin tinggi dan menyadari manfaat dari fasilitas yang kita bangun. Sekarang malah kita yang selektif menerima usulan dari mereka”ujarnya haru bercampur senang.
Galbiansyah sangat bersyukur dengan program Gerbang Emas Pemkab Tabalong kini desa semakin berdaya dan pembangunapun semakin merata tidak hanya di perkotaan saja.
“kami di desa sangat bersyukur kami ingin memanfaatkan dana desa ini semaksimal mungkin untuk memnbagun desa dan kesejahteraan masyarakat desa” tuturnya.
Dalam mengelola dana desa Ia bersama aparat desa tidak ingin main-main sebagai wujud keseriusannya perencanaan pembangunan termasuk rencana anggaran biaya di sampaikan secara terbuka semua masyarakat desa bisa mengetahuinya.
“biar masyarakat juga bisa ikut mengontrol penggunaan dana desa” imbuh pria ramah ini.
Sebagai program pembinaan olah raga di desa Juai, pemerintah desa juga menyediakan fasilitas olah raga berupa 2 buah lapangan badminton, 1 buah lapangan volly dan tahun 2017 nanti akan di tambah dengan membeli 3 buah sarana tenis meja.
BUMdes sudah didirikan pada tahun 2015 dan diberi nama “Usaha Bersama”. Jenis usahaanya adalah penyewaan tarub dan pengelolaan pasar desa. Sesuai dengan hasil musyawarah dengan warga, setiap pedagang akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp.2.000 yang mana peruntukannya dibagi empat, Rp 500 untuk penagih, Rp 500 untuk kas bumdes, Rp 500 untuk tenaga kebersihan dan Rp 500 untuk langgar. Musyawarah tersebut juga menghasilkan keputusan bahwa unit usaha BUMdes jangan sampai mematikan usaha orang lain.
Edy rosani menyampaikan bahwa salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah administrasi. Ia mengakui bahwa pengadministrasian masih kurang menguasai dengan baik hingga perlu bimbingan, pelatihan serta peningkatan wawasan.
Ia berharap agar lembaga LPM pun diberi pelatihan juga. LPM adalah penggerak dan pekerja lapangan sedang TPK hanya penyedia barang dan jasa imbuhnya lagi
Kendala lainnya adalah kenaikan harga material. Hal ini dikarenakan karena turunnya dana desa yang serempak membuat jumlah permintaan menjadi tinggi, seperti batu gunung dan kerikil. Hambatan lainnya lebih kepada faktor alam, misalnya musim penghujan. Angkutan material tidak bisa masuk ke lokasi sasaran, sehingga perlu upah tambahan untuk mengangkutnya lagi. Pengerjaan proyek pun bisa tertunda karena tidak memungkinkan untuk dikerjakan.
Di sisi lain, Galbiansyah sendiri berharap agar beberapa usulan ke pemerintah daerah lewat dinas PU adalah agar bisa membuatkan siring jalan Dinau Raya untuk memudahkan dan melancarkan akses warga ke kebun dan sawah sepanjang 1 km dan pembuatan saluran irigasi dipersawahan sepanjang 2.000 m. adapun penyiringan ini bertujuan agar tanah jalan tidak longsor atau luber kekiri kanan jalan. “ proposalnya sudah kita masukkan ke dinas PU, bahkan sejak tahun 2010 setiap musrenbang selalu kita usulkan”terang kades yang suka bercanda ini.Kalau menggunakan dana desa mungkin terlalu besar dan kemungkinan kegiatan lain tidak bisa dikerjakan ujarnya menambahkan alasan.
Harapan lainnya adalah pengaspalan jalan waringin dan pembuatan jembatan permanen rt 03 tembus ke desa Garunggung sepanjang 1,5-2 km. Jalan ini adalah jalan ke kebun sekaligus jalan alternatif apabila jalan poros provinsi banjir. “ hanya jalan ini yang bisa dilaluai apabila terjadi banjir” terangnya lagi.
Jalan dan jembatan ke perkebunan warga sudah baik seain yang diusulkan ke PU, dana Gerbang Emas telah menjadikan desa ikut bersinar karena mudahnya akses ke pusat ekeonomi warga, pungkas Galbiansyah (boel)