Wadah Infak & Berkumpul
Walaupun nominal perolehan dari kegiatan ini dianggap sebagian orang kecil, tapi rasa kebersamaan, antusias dan respon yang ditunjukkan oleh warga melebihi nilai nominal yang dikumpulkan dan ini merupakan salah satu bukti bahwa warga desa Masukau memiliki kepedulian sosial-agamis yang tinggi.
Salah satu cara penggalangan dana di masyarakat Banjar pada umumnya adalah dengan melakukan kegiatan pekan amal atau biasa juga disebut dengan pasar amal.
Seperti yang sedang dilakukan warga desa Masukau di RT 06. Pekan amal kecil-kecilan ini dilakukan untuk membiayai rehab langgar Nurul Yaqin, dikatakan kecil-kecilan karena sasaran utama dari kegiatan ini hanya warga di dua RT saja, yaitu RT 06 dan 07.
Menurut panitia pengurus langgar, Abdullah (40), kegiatan warung amal ini dilatar belakangi oleh bangunan langgar yang kecil sehingga sudah tidak mampu lagi menampung jamah shalat, khususnya pada saat hari lebaran. Dana bantuan untuk tempat ibadah dari pemda lewat anggaran desa jumlahnya masih jauh dari kata cukup.
“setelah bermusyawarah dengan warga dan tokoh agama maupun tokoh masyarakat, kita sepakati untuk mengadakan pekan amal atau warung amal kecil-kecilan” terangnya pada sabtu malam,12/11/2016.
Ia juga memberi alasan bahwa dari pada membagi amplop sumbangan ke setiap rumah warga, lebih baik diadakan warung amal, di samping akan mempererat tali persaudaraan antar warga juga akan membangun kekompakan hal ini di diamini oleh beberapa pengunjung warung pada malam itu.
Menurut Madun (39), salah satu panitia pelaksana kegiatan, modal awal untuk membeli bahan baku dagangan hanya sekitar Rp 700.000. Uang tersebut hanya untuk membeli bahan untuk makanan seperti beras, telur, ayam maupun bumbu rempahnya.
Aneka Wadai di meja
Sedang untuk berbagai jenis minuman dan jajanan kue berasal dari sumbangan warga di rt 06 dan 07. Penganan yang dijual adalah jenis gorengan dan kue basah seperti wadai apam, pais,gegatas, untuk, klalapon dan sebagainya.
Kue-kue tersebut dijual seharga Rp 1.500 per bijinya, minuman yang dijual juga bervariasi, mulai dari kopi, susu, teh dan aneka sirup.
“ kalau teh kita jual Rp 2.000, kalau pakai es semua minuman tersebut kita jual seharga Rp 3.000” terang Bayah (33), salah satu relawan yang menjadi pelayan diwarung amal.
Madun juga menambahkan bahwa warung amal ini buka hanya pada hari sabtu dari pukul 09.00 pagi sampai malam minggu. “biasanya dibawah jam 10 malam sudah habis” Pungkas Madun. (boel)