Banyaknya proyek pembangunan yang “mangkrak” di Tabalong saat ini menjadi sorotan penggiat LSM.
Hal tesebut di sampaikan saat mereka melakukan aksi damai ke DPRD Tabalong beberapa waktu lalu, selain menyoroti kinerja dewan mereka juga menyoroti proyek-proyek mangkrak seperti pasar buah di eks klinik Uma Iyah, pasar kuliner di eks terminal Barunak , Tanjung Expo center dan lainnya.
Rencana pembangunan pasar karet yang “gagal” juga di soal oleh para LSM karena dari info yang didapat gagalnya pembangunan pasar karet karena diganjal oleh dewan.
Menurut Iwan Wong, sebagai lsm yang notabenenya juga dari masyarakat,mereka memiliki tanggung jawab menyampaikan keluh kesah dan membawa aspirasi urang banua.
Karenanya mereka mempertanyakan fungsi kontrol terhadap proyek-proyek yang terkesan tak kunjung selesai dan berlarut- larut.
“jangan sampai di tahun 2017 nanti ada penumpukan pengerjaan proyek, dan yang kami khawatirkan di tahun tersebut terjadi defisit anggaran” ujarnya lagi.
Ketua DPRD, Drs. H. Darwin Awi mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengganjal masalah pembangunan maupun infrastruktur di bumi sarabakawa ini.
Ia mencontohkan proyek Tanjung bersinar park. Proyek ini dibangun dengan menggunakan dana dari APBN, APBD dan dana CSR, tapi pemda tidak pernah melaporkan ataupun konsultasi pada anggota dewan.”kita sangat menyayangkan kejadian seperti ini” imbuhnya lagi.
Terkait dengan pasar karet, Jurni SE dari partai Golkar mengatakan untuk pasar lumb cukup dengan lahan terbuka saja, dan tempatnya di Agung atau wilayah Tanjung, bukan di Kembang Kuning.
“kalau ditempatkan di Kembang Kuning, lebih baik langsung saja di bawa ke Bumi Jaya” ujar Jurni.
Gemas Mekar Yang Gagal
Jurni juga menyorot tentang program gerakan masyarakat meningkatkan mutu karet (gemas mekar) yang menurutnya gagal karena Ia pribadi adalah pelaku pasar karet sehingga memahami betul tentang pertanian dan perdagangan karet.
“sebenarnya dari awal ia kurang sepakat dengan Gemas Mekar karena akan menghadapi banyak kendala, saya sudah cukup berpengalaman dalam masalah perkaretan” ujarnya lagi.
Untuk di ketahui, selain sebagai petani dan pemilik lahan karet , Ia juga seorang pengusaha yang bergerak di bidang jual beli karet yang sudah dilakoninya selama belasan tahun.
“sudah dibuat catatan, pasti gagal dan terbukti memang gagal” ujarnya lagi. Bukti lainnya, salah satu koperasi yang digadang-gadang menjadi pelopor gemas mekar di kembang kuning belum melakukan apa-apa, peralatan berupa mesin masih belum di sentuh. pungkasnya (boel)