Mahalnya harga hewan ternak untuk ibadah kurban pada idul adha dan minimnya pilihan membuat warga Tabalong mencari sapi dan kambing hingga keluar daerah.
“di Tabalong justru harga relatif lebih mahal, dan pilihannya pun lebih sedikit” terang Rosadi kepada korankontras.
Ia yang biasa setiap tahun mencari hewan untuk berkurban akhirnya melirik hewan kurban di daerah lain seperti HSU , Balangan dan HST.
“sekarang ini kisaran harga sapi perekornya mencapai Rp. 16 juta tapi dengan besar yang sama di Tabalong bisa Rp.16,5 juta sampai Rp.17 juta” imbuhnya.
Pelayanan juga menjadi pilihan bagi para pencari hewan kurban seperti antar sampai tempat dan merawat hewan hingga hari H nya.
“di HST walaupun kita beli satu bulan sebelumnya , harga sudah termasuk perawatan dan antarnya” ceritanya lagi.
Hal ini berbeda di Tabalong biasanya peternak mengenakan biaya tambahan untuk perawatan dan antarnya.
“sepertinya peternak di Tabalong belum begitu siap bersaing dalam memberikan pelayanan lebih kepada pelanggan” terang Iman warga Tanta.
Dari data dinas peternakan Tabalong selalu kekurangan hewan untuk kurban setiap tahunnya setidaknya kekurangannya mencapai 5 persen.
Kondisi ini sebenarnya menjadi peluang bisnis bagi warga Tabalong untuk menggeluti bisnis “bau” .
Sayangnya peluang ini belum dimanfaatkan maksimal oleh warga Tabalong (kts)