Tidak ada tanda-tanda naiknya harga karet sejak beberapa tahun yang lalu membuat petani merasa putus asa.
Kini kisaran harga di tingkat petani hanya Rp.5.000 sampai Rp. 6.000 perkilogramnya harga ini jauh menurun dibandingkan satu bulan yang lalu yang sempat mencapai angka Rp.7.000 perkilogramnya.
Bupati Tabalong pun merasa “menyerah” untuk memperbaiki harga karet di pasaran, meskipun berbagai upaya dilakukan namun belum kelihatan hasil yang memuaskan.
Salah satu upaya yang dilakukan Bupati Tabalong dalam kebijakannya sebagai upaya mendongkrak harga karet dengan gerakan memperbaiki mutu karet alias gemas mekar yang pencanangannya dilakukan oleh penjabat Gubernur Kalsel kala itu.
Namun hal tersebut tidak juga membuat harga karet menjadi lebih baik, demikian juga dengan rencana pengolahan karet sit angin hingga kini koperasi Yudistira juga belum memproduksinya bahkan pabrik sit angin bantuan dari pemerintah dibiarkan “mangkrak”.
Sinyal menyerah disampaikan Bupati dihadapan wartawan ketika berbuka bersama dengan wartawan di Banjarmasin , “saya hanya bisa melakukan perbaikan kisaran 15 persen saja” ucapnya.
Diperlukan tiga orang Bupati lagi untuk memperbaiki harga karet tuturnya menjawab pertanyaan wartawan dari RRI, selain mencanangkan gemas mekar , Bupati juga menjelaskan jika Ia sudah menganggarkan dana lima miliar di bank Kalsel untuk petani petani karet yang bisa digunakan dengan cara pinjam.
Sayangnya hingga kini harga karet tetap saja bertahan di kisaran lima ribu rupiah perkilogramnya (na)