Seiring makin banyaknya warga masyarakat Tabalong yang memulai usaha pertanian holtikultura seperti menaman aneka jenis sayuran berdampak dengan permintaan pupuk kandang yang tinggi juga.
Seperti di wilayah utara Tabalong , Jangkung, Uwie, Mahe, Santoon, Kembang Kuning, Wirang, Upau, masyarakat di wilayah ini kini sdang giat-giatnya mengembangkan pertanian holtikultura sebagai alternatif tanaman karet yang kini harganya anjlok dipasaran.
mereka yang menggeluti usaha ini secara otomatis memerlkukan pupuk untuk menyuburkan tanamannya dan mereka lebih senang menggunakan kotoran ayam sebagai pupuknya.
peternak ayam potong di wilayah utara saat ini tidak mampu memenuhi permintaan para petani tersebut, Seperti yang ceritakan para peternak ayam pada korankontras.net, Rusman, Suyatno dan Alfian para petenak ayam ini mengaku mereka tidak mengalami kesulitan untuk menjual kotoran ayam dikandang mereka.
“apalagi sudah dipaking di kandang maka akan langsung terjual habis karena pemesanan sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum ayam besar.” ujar Suyatno.
Bahkan menurutnya mereka kini selalu kehabisan kotoran ayam karena langsung diambil para petani kondisi ini jauh berbeda dibandingkan dengan beberapa tahun lalu ketika mereka memulai usaha ayam potong yang mengalami keslutian untuk menjual kotoran ayamnya.
“Harga per sak nya di bandrol dengan harga Rp.10.000 saja dikandang.”tutur Rusman rekan Suyatno.
Setiap periode mereka mampu memperoleh pendapatan dari pupuk sebesar Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 dari 115 sak – 150 sak.
Bahkan sebagian petani harus kecewa karena tidak kebagian pupuk tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sekarang lebih mengerti akan banyaknya manfaat yang didapat dari pupuk ayam karena disamping lebih ekonomis juga membuat tanah semakin subur berbeda halnya bila dibandingkan pupuk lain maupun dengan pupuk kimia. (Ytn)