Dana yang besar digelontorkan pemkab Tabalong bagi desa dalam program gerbang emas dengan memberikan dana satu desa satu miliar untuk peningkatan pembangunan di desa masih saja menyisakan persoalan.
Sebagian besar desa justru kebingungan menggunaan dana tersebut, terutama bagamina membuat perencanaan terkait dengan penggunaan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan maupun pembangunan gedung.
Kepala desa Bongkang kecamatan Haruai , Gunawan, misalnya, sampai saat ini diakuinya Ia dan jaaran aparat desa masih bingung karena tidak memiliki tenaga teknis atau konsultan untuk merencanakan pembangunan di desanya.
” aparat desa kita belum mampu untuk membuat perencanaan secara teknis seperti membuat rencana anggaran biaya rehab kantor atau membuat jembatan di desa” bebernya.
Ironisnya selama program gerbang emas di gulirkan pemkab Tabalong satu tahun lalu belum ada pelatihn bagi aparat desanya terutama pelatihan bagaimana membuat perhitungan bangunan karena menurut Gunawan pelaihan sanga membantu pihak desa untuk membuat perncanaan dan pelaksanaan di desa masing-masing.
” saya takut di bui kalau kami nantinya dianggap tidak benar menggunakan dana desa” terangnya.
Sementara itu Pendamping desa yang direkrut pemkab selama ini kinerjanya belum seperti yang diharapkan para kepala desa.
” mereka kerjanya masih meminta data saja kepada kami, untuk mendampingi bagaimana membuat RAB mereka belum bisa juga” jelas Gunawan.
Hal senada juga di ungkapkan kepala desa Santuun kecamatan Muara Uya, Fahmi, berkenaan dengan susahnya membuat perencanaan untuk pembangunan di desa dan kurang maksimalnya peran pendamping desa.
” tahun lalu kami dibatasi penggunaan dana desa hanya lima puluh juta rupiah saja untuk setiap item pekerjaan, tahun 2016 desa diberikan keleluasaan lebih dalam menggunakan dana desa untuk pembngunn fisik” ujarnya.
Gunawan berharap pemkab menyiapkan SDM di desa untuk menggunaan anggaran yang bsar suaya maksimal pe ggunaannya dan tidak men jerat aparat desa kedepannya (lee)