Nasib Sukardi, Nasib pengrajin Anyaman

kardiSore itu di desa Bungin Kecamatan Banua Lawas, tampak sepasang suami istri tengah asyik dengan pekerjaannya masing masing.

Sang suami Kurdi (62) dengan anyaman bambunya membuat nyiru (tampah -Red) ukuran kecil dan sang istri Nurmi (49) dengan daun rumbianya asyik membuat atap rumbia.

Tidak banyak percapakan antara pasangan berumur itu namun kehangatan didalam rumah tersaji dari sesekali senyum mereka ketika mata mereka beradu.

Ketika saya meminta ijin untuk masuk kedalam rumah yang usianya setua usia mereka dengan ramah dipersilahkan sambil mencarikan tempat duduk dilantai papan yang bersih.

kaini pang kadiaman wan gawian kami bila kada ka baruh katanya ramah (beginilah keadaan rumah dan pekerjaan kami apabila tidak pergi ke sawah Red).

Saat ini baru akan memasuki musim penghujan, jadi pekerjaan disawah masih belum ada, jadi untuk menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan dapur inilah pekerjaan kami katanya mengawali cerita. Mengingat usia yang sudah menginjak senja seperti ini, tidak banyak pekerjaan yang bisa saya lakukan ujar kurdi dengan lirih. sidin sudah kada tapi kawa lagi bagawian uyuh mun sudah tuha ka ini, paling mangganii gawian maayam nyiru,ngintu gin kada tapi tahan duduk lawas jua ujar sang istri (Beliau tidak bisa lagi bekerja yang berat-berat karena sudah tua, sekedar membantu menganyam nyiru, itu pun tidak bisa duduk terlalu lama juga Red).

Bahan bahan untuk membuat kerajinan ini kita beli dari warga sekitar sini, kami tidak punya. Sawah yang kita garap pun bukan milik pribadi tapi milik orang lain. Kami hanya mangaruni ujarnya dengan senyum hambar. Bamban, daun Rumbia, Bambu semuanya kita beli. Daun rumbia satu ikat besar kita beli seharga Rp.10.000 rupiah, Bamban bisa dibeli Rp.10.000 atau Rp.5000 tergantung uang yang ada dimiliki saja ujarnya lagi, begitu pula dengan bambu.

dalam sehari saya bisa membuat atap rumbia sampai 40 sampai 50 bidang (satuan jumlah untuk menghitung atap rumbia Red). Tapi kalau lagi kesawah paling hanya bisa 15 sampai 20 bidang saja. Kalau suami hanya mampu mengayam 2 sampai 4 buah nyiru saja dalam sehari ujar Nurmi bercerita. Untuk membuat nyiru ada beberapa tahap Setelah bambu diukur sesuai dengan keperluan di potong-potong Kemudian di belah lagi beberapa kali sampai sebegitu tipis hingga tertinggal bagian sembilunya saja. Kemudian dijemur satu hari baru bisa dianyam cerita Kurdi.

bini kardiAtap dijual seharga Rp.80.000 per ikat. Satu ikat isi 100 bidang. Sedang untuk nyiru dijual seharga Rp.4000 per buah. nyiru yang ku jual tu balum di bingkai, aku maanyamkan hajaujar Kurdi (nyiru yang saya jual tu belum di beri bingkai, saya hanya membuat anyamannya saja Red).

Untuk penjualan hasil kerajinan ini di desa bungin sudah ada pengepulnya. Jadi mereka yang datang mengambil ujarnya lagi.

Di desa Bungin ini ada 20 sampai 25 orang orang pengrajin seperti kami iniujar Nurmi.

Waktu Koran kontras bertanya dimana anak mereka, nurmi menjawab dengan sendu bahwa dia tidak punya anak.

ada ae anak tiri, anak abahnya yang tadahulu tapi sudah kada di rumah ini lagi badiaman, sudah bakaluarga saurang ujarnya lagi (ada, tapi anak tiri dari suaminya, tapi tidak tinggal bersama lagi dan sudah berkeluarga- Red)

Ada saja hikmahnya tidak punya anak ujar Kurdi menghibur istrinya, coba kalau ada memiliki anak yang masih kecil, bagaimana membiayainya, untuk mencukupi kebutuhan sehari hari saja sudah susah. Hasil dari menjual atap dan anyaman nyiru hanya cukup untuk makan sambungnya lagi.

Untuk hasil sawah, karena menggarap milik orang lain maka kita mendapatkan bagian sebanyak 2 bagian dan pemilik lahan 1 bagian. Cukup untuk makan saja katanya lagi. Allhamdulillah karena kami masih mendapat bantuan raskin (beras miskin) dan kemarin juga mendapat bantuan kompor gas. Bantuan Ini sangat berarti bagi kami. Mohon Maklum ya pa, kita orang yang tidak memiliki apa-apa ini pasti sangat senang dengan adanya bantuan seperti ini ujar Kurdi.

Lihat saja rumah kami ini,tidak ada isinya. Jangankan untuk mengisinya, mengganti dinding kayu dan bagian atapnya saja tidak mampu. Coba lihat, kuda-kuda rumah dan bagian rangkanya saja diberi penahan,kalau tidak mungkin sudah jauh-jauh hari rubuh ujarnya sedih.

Harapan kami, mudah-mudahan ada program pemerintah untuk bantuan perbaikan atau rehab rumah dan permodalan untuk usaha kecil pembuatan atap rumbia dan anyaman nyiru ini katanya mengakhiri pembicaraan.

Keluarga Kurdi hanya sebagian kecil warga miskin di Tabalong untuk Kecamatan Banua Lawas keluarga miskin tergolong banyak dibandingkan dengan Kecamatan lain di Tabalong.

Dari data yang diperoleh keluarga miskin di Tabalong jumlahnya masih lima ribu lebih tentunya diperlukan langkah nyata dan tepat dari pemkab Tabalong untuk mengentaskan warganya (aboel misriwan)

Artikel terkait

Desa Argomulyo Awali penyerahan BLT di Kecamatan Bintang Ara

TANJUNG, kontrasonline.com - Penyerahan Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) Triwulan I  untuk kecamatan Bintang Ara dimulai di desa Argomulyo. Tahun ini ada 25 penerima...

Sambangi Graha Sakata, APDESI Tabalong Sampaikan 5 Poin Aspirasi

TANJUNG, kontrasonline.com - Sebagai Organisasi yang menjadi "rumah bersama" Kepala Desa (Kades), sudah seyogyanya Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) kabupaten Tabalong memfasilitasi maupun...

Mengapa Dana yang Diterima Desa Tidak Sama ? Ini Alasannya

TANJUNG, kontrasonline.com - Setiap Desa, menerima dana dengan besaran yang berbeda, baik Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD maupun Dana Desa yang...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

tetap terhubung

8,590FansSuka
3,370PengikutMengikuti

Berita Terkini

Curi Pipa Milik PDAM, Dua Warga Ini Diringkus Polisi Tabalong

TANJUNG, kontrasonline.com - Jajaran Polsek Murung Pudak berhasil mengungkap kasus pencurian dengan pemberatan (curat) yang terjadi areal instalasi pengolahan air milik PT.Air Minum Tabalong...

“Bercukur Beramal” Cara Tabalong Barber Squad Bantu Yatim Piatu Dan Kaum Dhuafa

TANJUNG, kontrasonline.com - Di bulan suci Ramadhan umat Islam "berlomba-lomba" melakukan kebaikan salah satunya melalui amal perbuatan atau sedekah. Seperti yang dilakukan Tabalong Barber...

Menakar Kritik BEM UI ke DPR

Oleh: Kadarisman (Presidium Majelis Daerah KAHMI Tabalong) Kritik bukan hal tabu dalam peradaban kehidupan, terlebih dalam negara demokratis. Kritik adalah bagian usaha manusia untuk mengemukakan...

Ingin “Unduh” Dana Pembangunan Langgar/Mesjid Di Pemkab Tabalong, Ini Syaratnya

Permohonan bantuan lewat mekanisme Musrenbang akan diprioritaskan TANJUNG, kontrasonline.com - Bagi warga Bumi Saraba Kawa khususnya Panitia yang ingin "mengunduh" bantuan dana dari Pemda untuk...

Korsleting Listrik Jadi Penyebab Kebakaran Di Tangki Hijau Tabalong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

TANJUNG, kontrasonline.com - Penyebab kebakaran di tangki hijau RT 7 kelurahan Belimbing Raya kecamatan Murung Pudak akhirnya diketahui. Kapolres Tabalong, AKBP Anib Bastian melalui PS...
error: Maaf, Content is protected !!