Ternyata anak terlantar di Tabalong jumlahnya tidak sedikit, setidaknya ada 50 anak lebih yang dibina yayasan Hasbunallah Desa Bungin Kecamatan Banua lawas.
Yayasan non panti tesebut membina anak terlantar di kecamatan Banua Lawas sejak tahun 2013 yang lalu.
Tapi anehnya justru masyarakat meresa resah karena anak mereka didaftarkan sebagai anak terlantar yang dibina yayasan, mereka merasa anak mereka bukan anak telantar, sebagai orang tua selama ini mereka merasa tidak pernah menelantarkan anak mereka
meskipun hidup dalam kekurangan tapi kami tidak pernah menelantarkan anak kami ujar Hendri.
Selain nama program pembinaan anak terlantar dan anak jalanan yang disoal, warga juga mempertanyakan transparansi pengelolaaan keuangan yayasan terkait dengan pemberian bantuan kepada anak asuhnya.
Selama ini terang yurianto anaknya pernah mendapatkan bantuan baju dan alat sekolah sesekali juga diberi bantuan sembako oleh yayasan tapi mereka tidak mengetahui persis berapa anggaran yang didapat satu orang anak dari pemerintah.
Banyaknya anak yang didaftarkan sebagai anak terlantar dan anak jalanan maka pada hari senin (23/11) warga meminta pertemuan dengan semua pengurus Yayasan hasbunallah Desa Bungin dan Dinas Sosial kabupaten Tabalong untuk menyelesaikan permasalahan anak terlantar tersebut.
Dalam pertemuan yang digelar di halaman rumah kepala Desa Bungin tersebut terungkap jika selama ini Yayasan non panti memang mendaftarkan anak mereka dalam binaanya namun menurut ketua Yayasan hasbunallah , Ny.Hartini mereka tidak mengetahui jika program tersebut adalah progam pembinaan anak terlantar dan anak jalanan.
Ia meminta maaf kepada warga karena ketidak tahuannya tersebut bahkan ia merasa tidak diberi tahu dinas sosial kalau program nya adalah program anak terlantar.
kami diminta membuat laporan anak tidak mampu, anak yatim tidak ada kata-kata anak terlantar kalau begini kami menjadi korban cetusnya.
Dinas Sosial Tabalong yang dihadiri oleh kabidnya tidak bisa banyak memberikan penjelasan terkait dengan nama program pembinaan anak telantar dan anak jalanan.
Diakui mereka jika prgram tersebut bernama program pembinaan anak terlantar dan anak jalanan di dalam panti dan non panti.
Terkait dengan pendanaan akhirnya pengurus yayasan mau membeberkan dana yang mereka terima selama ini dari pemerintah, bahkan setelah di potong untuk memberikan bantuan kepada anak asuh yayasan masih ada saldo di kas yayasan sebesar Rp. 150 juta lebih.
Sebesarnya ada apa dengan bansos pusat ini , mengapa meski memaksakan mendapat bantuan jika memang yang dibantu tidak ada? (boel)