Belum membaiknya harga batubara di pasar dunia membuat PT Adaro Indonesia terus menurunkan produksinya.
Perusahaan terus merevisi target produksinya bahkan untuk tahun 2016 mereka hanya menargetkan 49 juta ton batubara saja, tahun 2015 bulan mei tadi perusahaan juga sudah merevisi targetnya dari 58 juta ton menjadi 52 juta ton saja.
Produksi ini jauh turun dibandingkan beberapa tahun lalu saat harga batu bara mencapai puncak tertingginya, PT Adaro bahkan mengajukan target produksi hingga 80 juta ton, “seiring dengan terus menurunnya harga batu bara produksi juga menurun” terang GMR Departement Head PT Adaro, Himatul Amin dihadapan wartawan saat halal bihalal dengan para wartawan Tabalong di Kedai Kopi Walet Tanjung ( 24/08).
Perusahaan menurutnya saat ini melakukan efesiensi ketat untuk tetap terus bertahan dan tidak memPHK kan karyawannya.
“berbagai upaya terus kita lakukan yang penting tidak ada pemberhentian karyawan, slah satunya dengan efesiensi super ketat seperti saat ini” terangnya.
Sebenarnya efesiensi sudah dimulai perusahaan batubara terbesar di Kalimantan selatan ini sejak tahun 2012 yang lalu tapi satu tahun terakhir ini efesiensi dilakukan dengan sangat ketat, imbuhnya.
Pemerintah daerah menurut kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Tabalong, H.Yuhani, S.Ag menyadari dengan kondisi yang dialami perusahaan batubara saat ini.
“dengan harga batubara yang 48 dolar memang berat bagi perusahaan tapi kita juga terus mendorong untuk tidak ada pemecatan di perusahaan batubara, bagaimanapun caranya, ya salah satunya dengan efesiensi” terang Yuhani. (lee)